Radartasik.com — Sosok Madame Pang, kini tengah menjadi sorotan setelah timnya berhasil mengalahkan Indonesia dalam pertandingan leg pertama final Pila AFF 2020 semalam.
Sosialita cantik tersebut adalah manajer timnas Thailand yang berjuluk Gajah Perang. Dia memiliki nama asli Nualphan Lamsam.
Sejak dipercaya menjadi manajer tim di helatan Piala AFF 2020m, Madam Pang terlibat sangat aktif, termasuk di bench pemain.
Dalam laga semalam, dia juga mendampingi pelatih Alexandre Polking Mereka menyemangati tim dari pinggir lapangan.
Kehadiran manajer tim, kata Polking, memberikan aura positif kepada para pemain. Sosok Madame Pang, juga menjadi tokoh sentral di skuad Thailand.
Meski baru disorot akhir-akhir ini, namun Madame Phang bukan sosok asing di sepakbola Thailand. Dia sudah 15 tahun berkecimpung di dunia si kulit bundar, karenanya tak salah bila dia kini menjadi manajer tim.
Di dunia sepakbola, Madame Pang merupakan presiden klub Thai Port FC. Bahkan pernah juga menjadi manajer timnas putri Thailand.
Lalu, dari mana Pang mendapatkan kekayaannya hingga menjadi crazy rich?
Rupanya dia adalah pengusaha kaya dan juga politikus. Selain menjabat sebagai CEO di sebuah perusahaan asuransi, Pang juga anggota dari Partai Demokrat Thailand. Dan sebagai politisi ia aktif dalam kegiatan partai juga politik di negaranya.
Tak sekadar menjadi manajer tim. Dia bahkan bersiap menyediakan hadiah untuk skuad Gajah Perang bila berhasil juara.
Sebelumnya, dia juga membagikan hadiah seperti jam Rolex, Iphone 13 hingga tas branded kepada anggota tim, agar semakin termotivasi.
Bila Thailand menjadi juara di Piala AFF 2020, Pang bahkan sudah menyiapkan bonus 26 juta baht atau sekitar Rp11 miliar.
Tentu saja, bonus itu akan diterima bila dalam duel leg kedua pada 1, Januari 2022 nanti, Tim Gajah Perang bisa memastikan kemenangan lewat agregat melawan Skuad Garuda.
Langkah Thailand menjadi juara terbuka sangat lebar. Mengingat di Leg Pertama Final AFF 2020 Indonesia vs Thailand, mereke memenangi laga dengan skor 0-4.
Sebaliknya, untuk Indonesia ini seperti menjadi mission imposible alias, nyaris mustahil untuk juara. Mengingat permainan yang begitu kontras di atas lapangan. Indonesia butuh lebih dari sekadar keajaiban. (yud/rc)