Sisi Lain Ketua KPU Banjar: Pegiat Budaya, Menerbitkan Tiga Buku

Rabu 29-12-2021,13:00 WIB
Reporter : Usep Saeffulloh

Radartasik.com,  BANJAR — Dani Danial Mukhlis merupakan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjar dua periode (2013-2018 dan 2018-2023). Selain memiliki aktivitas formal keseharian sebagai penyelenggara pemilu, Danial, sapaan akrab, tercatat sebagai pegiat budaya di Kota Banjar

Kecintaannya terhadap budaya dimulai sejak ia duduk di bangku kuliah atau sekitar tahun 2004. Saat itu bertemu dengan salah seorang budayawan Ciamis yang juga seniornya di Institut Agama Islam Darussalam yakni Kang Aip Saripudin.

"Sejak mengenal Kang Aip, saya sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan di Ciamis waktu itu," kata dia kepada radartasik.com, Selasa (28/12/21) sore. 

Persinggungan idealisme kebudayaan antara Danial dan Kang Aip yang kebetulan juga sama-sama lulusan Darussalam itu, terletak pada kesamaan persepsinya dalam menangkap petuah guru mereka, (alm) KH Irfan Hielmy.

Yang mengamanatkan bahwa ada tiga misi besar yang harus selalu diingat dan dilaksanakan. Pertama, menanamkan dan menyebarkan nilai-nilai agama Islam.

Kedua, menghidupkan nilai-nilai budaya dan ketiga mempertahankan nilai-nilai nasionalisme.

"Jadi, agama, budaya dan negara adalah tiga hal yang harus berjalan beriringan dalam hidup dan kehidupan," tegas dia pemuda secara khas selalu mengenakan iket Makuta Wangsa itu.

Danial mulai aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan budaya di Kota Banjar sejak 2013-an. Saat pertama kali ia pulang kampung ke Banjar setelah bertahun-tahun hidup dan berkembang di Ciamis dan Bandung karena tuntutan pendidikan dan organisasi.

Pada 2013, ia kembali ke Banjar dan terpilih sebagai Ketua KPU Kota Banjar untuk periode pertama (2013-2018). Sejak saat itu ia sering melakukan aktivitas-aktivitas kebudayaan.

"Debut pertama pada 2014 bersama rekan-rekan memprakarsai berdirinya komunitas seni budaya bernama Gending Sekar Nusantara (GSN)," imbuhnya. 

Gending Sekar Nusantara bergerak dalam pembangunan wacana-wacana kebudayaan melalui pendekatan seni (musik kolaborasi, jaipong dan pencak silat).

Kegiatan pertama yang diselenggarakan pada tahun itu adalah menggelar Diskusi Kebudayaan dengan mengundang para budayawan se-Priangan Timur. 

Tampil sebagai pembicara saat itu tokoh folklore (cerita rakyat) dan penulis buku-buku Sunda Kang Aan Merdeka Permana, Izudin dari Forum Ketahanan Bangsa dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar

"Sejak saat itu, saya terus membangun narasi kebudayaan melalui berbagai macam pendekatan dan komunitas," ujarnya.

Narasi-narasi kebudayaan ia tuangkan juga dalam tiga buku. Yaitu buku Siliwangi HMI: Renungan dan Pemikiran DDM (2012). Kedua, buku Napas Kebudayaan Demokrasi (2017) dan ketiga, buku Paraji Demokrasi (2019). 

Baginya kesadaran beragama, berbudaya dan bernegara harus omnipresent hadir bersama-sama dan di mana-mana dalam berbagai aktivitas dan peran-peran sosial.

Tags :
Kategori :

Terkait