Abraham yang maju sebagai algojo tak menyia-nyiakan peluang ini untuk menjadi gol keduanya. Roma pun unggul 0-2 di babak pertama ini.
Statistik pun menunjukkan kalau Roma memang tampil lebih berbahaya di garis pertahanan Torino. Dari 14 tembakan, 6 bola di antaranya mengarah ke target dan tiga bola bersarang menjadi gol.
Pertahanan Roma yang dikawal oleh Ibanez, Kumbulla dan Mancini terbukti mampu meredam serangan Belotti Cs.
Bahkan para pemain Torino hanya mampu mengarahkan dua bola sesuai target. Padahal secara permainan Torino lebih unggul.
Dengan kemenangan penting ini Jose Mourinho terbilang sudah sukses memenuhi ekspektasi para Romanisti.
Hal pertama yang diharapkan adalah gelar Eropa pertama Roma yang sudah berada di depan mata.
Dengan final Europa Conference League menanti, Mourinho memiliki trend dan statistik sangat bagus.
Pelatih asal Portugal ini terbukti tak pernah terkalahkan saat berada di final pentas Eropa.
Pertama Liga Champions bersama Porto dan Inter Milan, lalu Europa League bersama Manchester United.
Di final, Roma akan menantang wakil Belanda, Feyenoord Rotterdam, yang sama-sama punya momen pertama kali menembus final pentas Eropa.
Dan patut diketahui, Roma setidaknya akan merasa tenang. Dalam beberapa kesempatan kala bertemu klub Belanda, Mourinho tak pernah kalah sekalipun.
Di Real Madrid Mourinho ia pernah mengalahkan Ajax Amsterdam, dan saat final Europa League bersama MU, dia juga mampu meredam Ajax kedua kalinya dengan skor 2-0.
Setidaknya catatan ini dapat membuat pendukung Roma sedikit lega dan percaya diri, Roma di tangan Mourinho memiliki peluang menang dengan presentase cukup besar. (Disway)