Radartasik.com, KOTA TASIK — Yayasan Mantan Narapidana Tasikmalaya (Manasix) belajar mendewasakan diri untuk lebih mencintai daerah dengan mengusung tema 'Bangga Jadi Orang Tasik' dalam hari lahir (harlah) keempat. Demikian disampaikan Ketua Manasix, Asep Ugar yang ditemui di sela-sela perayaan hari lahir Manasix di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya (GKKT), Senin (13/12/21).
"Harlah keempat bukan untuk Manasix. Tapi mengajak masyarakat Tasikmalaya agar bersama-sama lebih terbuka serta bangga menjadi orang Tasik. Ini jargon kami," paparnya.
"Hari ini juga bertepatan dengan Hari Maritim, termasuk Hari Nusantara. Di Tasikmalaya telah lahir orang Tasik yang menjaga kepulauan Indonesia yiatu Ir. H. Djuanda," sambungnya.
Dia mencontohkan, kiprah Ir. H Djuanda Kartawidjaja, sosok pahlawan Nasional kelahiran Tasikmalaya 14 Januari 1911 melahirkan Deklarasi Djuanda pada 1957. "Kami mengingatkan masyarakat Tasik harus bangga sebagai orang Tasik," terangnya.
Sosok lain yang mendunia adalah Dirut Pertamina, Nicke Widyawati dalam The World's 100 Most Powerful Women 2020' versi Forbes. Kemudian almarhum Mang Oded, Wali Kota Bandung. “Itu semua tokoh-tokoh yang menjadi panutan. Termasuk kiprah almarhum Mang Oded, membanggakan orang Tasik karena sukses di Bandung," tambahnya.
Melihat contoh-contoh pigur tadi sekaligus menginspirasi Yayasan Manasix mengusung tema 'Bangga Jadi Orang Tasik'. Nilai kebanggaan ini tentu saja harus digelorakan dan mengajak masyarakat Tasik untuk sama-sama berkarya, mengharumkan nama daerah serta menciptakan kota yang damai dan religius.
"Kami sekarang ini belajar untuk lebih baik. Semoga masa lalu kami yang kelam tidak dialami generasi berikutnya. Untuk itu, di harlah keempat mudah-mudahan ada ruang untuk kami berkarya, dan memberikan yang terbaik untuk kota tercinta ini,” ulasnya.
Dalam harlah Manasix ini dimeriahkan penampilan seni tari dari Dewa Motekar, pemutaran film dokumenter biografi Insinyur H Djuanda Kartawidjaja, pembacaan puisi berjudul Cermin dari Bode Riswandi, pencak silat dari Padepokan Jatidiri Nurcahaya Putra Galunggung, seni debus, lais dan seni tradisi lainnya. (rezza rizaldi / radartasik.com)