Pegawai RSUD Angkat Suara, Berharap Calon Direktur Ke Depan Lebih Akomodatif

Sabtu 11-12-2021,13:00 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, TAWANG - Tidak hanya dari pihak eksternal, harapan pun muncul dari pihak internal RSUD dr Soekardjo. Mereka berharap calon direktur rumah sakit berpelat merah ke depan bisa lebih akomodatif dan profesional.

Seperti yang dikatakan salah satu pegawai di RSUD dr Soekardjo yang memohon namanya tidak disebutkan itu mengatakan, berA­harap figur diA­rektur ke deA­pan tidak haA­nya sebatas pimA­pinan. Tetapi bisa memiliki poin penting mengatrol semangat para pegawai agar optimal dalam pelayanan.

“Jadi minimalnya yang seperti Pak Direktur (Wasisto Hidayat, Red) lama lah. Beliau tidak cuma atasan, tapi orang tua bagi kami yang selalu memperhatikan keluh kesah pegawai saat bertugas,” ujar kepada Radar, Jumat (10/12/2021).

Menurut dia, persoalan di rumah sakit bisa dikatakan susah-susah gampang. Namun, ketika atmosfer yang dibangun pimpinan terhadap para pegawai itu positif. Seberat apapun kendala yang dihadapi para pegawai dalam memenuhi pelayanan, bisa terobati dan tetap berjalan sesuai koridor. “Intinya tidak sebatas mampu secara latarbelakang pendidikan sih. Makanya kita harap yang bisa seperti beliau lagi, terlepas segala macam kekurangannya, bagi kami di internal ya nyaman dalam bertugas. Apalagi semasa Covid-19 kami benar-benar cukup disibukkan, spirit dari atasan itu sangat penting,” papar pria berperawakan tegap tersebut.

Sementara tu, pegawai lainnya yang terbilang cukup senior. Menilai siapa pun dari tiga calon yakni dr Budi Trimadi, dr Faisal Soeparyanto dan, dr Eli Hendalia yang mengikuti open bidding direktur, diharapkan bisa melanjutkan program dan kebiasaan positif direktur lama. Kekurangan yang diwariskan manajemen, tidak cuma dijadikan sorotan utama dan mengesampingkan inovasi yang sudah dilakukan selama ini.

“Ada kurang ada lebih itu pasti. Makanya siapa pun nanti, terlepas itu, diharapkan memahami psikologis para pegawai, kemudian bisa memberi ketegasan dalam bertugas para bawahannya.

Sebab, layanan rumah sakit itu urusan nyawa, kebijakan pimpinan itu harus yang bisa taktis dan fast respons, kami di bawah kan hanya pelaksana sesuai SOP saja, perubahan dan kebijakan ya ada dari direktur dan unsur pimpinan lainnya,” beber dia.

Pegawai lain yang duduk pada struktur manajerial rumah sakit. Mengakui siapa pun yang nanti terpilih, diharapkan bisa melanjutkan hal-hal akseleratif yang dimiliki direktur lama.

“Tidak bicara siapa yang nanti menjabat, namun program-program yang sudah baik bisa dilanjutkan, beberapa optimalisasi pemanfaatan alat dan ruang yang sudah dirintis dapat dilanjutkan dan dimaksimalkan. Itu saja, kalau bicara kriteria tentu subjektif ya, kalau ada keinginan pasti ada, yang sudah familiar dalam berinteraksi saja,” selorohnya.

Sebelumnya diberitakan, menjelang tahap wawancara dengan Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf dalam seleksi calon Direktur RSUD dr Soekardjo. Isu tak sedap mulai membumbui proses penentuan tiga terbaik yang akan dipilih kepala daerah.

Hal ini, ditandai dengan tersiar informasi bahwa sejumlah wakil rakyat di DPRD Kota Tasikmalaya 'menjagokan' salah seorang kandidat. Dimana mereka yang notabene memiliki 'kepentingan' untuk mengakses layanan rumah sakit berpelat merah dengan excellent service, ditenggarai membutuhkan akses orang dalam yang sudah kenal.

Namun, informasi itu dibantah serius Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam. “Bukan menjagokan (salah satu kandidat, Red), kami tak pernah menyebutkan nama siapa yang harus jadi. Biarkan saja, sebab kami tidak bicara siapa (yang harus menang, Red),” ujarnya kepada Radar, Kamis (9/12/2021).

Dede menekankan beberapa waktu lalu pihaknya menemui Wali Kota Tasikmalaya H Muhammad Yusuf untuk menyampaikan pertimbangan. Selaku wakil rakyat yang sering dihujani komplain masyarakat, berkenaan persoalan rumah sakit selama ini.

“Salah satu masukan kami itu, pertama dengan kompleksitas persoalan di RSUD perlu upaya penyelamatan, siapa yang akan selamatkan itu? Analisa dan kajian kami tak menyebut orangnya siapa tapi kriteria. Dimana salah satunya orang tersebut yang paham bola kusut di sana,” tutur Dede.

Politisi PKS itu pun memberi masukan bahwa adanya 1.300 pegawai di rumah sakit berpelat merah tersebut, mesti menjadi bahan pertimbangan. Dikhawatirkan, ketika tidak terbangun hubungan atau chemistry direktur dengan dokter senior atau perawat senior, bisa berdampak terhadap mutu pelayanan di sana.

“Sebab, kami juga mendengar bahwa komponen di internal RSUD, punya keinginan orang dalam lagi. Itu aspirasi. Tapi kami tak sebut siapa figurnya, normatif saja,” jelasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait