Habis Covid Terbitlah DBD, Kasus Di Kota Tasikmalaya Terus Bertambah, Kini Capai 678 Kasus

Senin 22-11-2021,12:00 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, TASIK — Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya terus mengalami penambahan. Dari 69 kelurahan, hanya 2 kelurahan sejauh ini belum ditemukan kasus yang diakibatkan jentik nyamuk tersebut.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, sampai Minggu 21 November 2021 tercatat sudah ada 678 kasus.

Pasien tersebar di 67 dari 69 kelurahan yang tersebar di 10 kecamatan di Kota Tasikmalaya. Dari jumlah kasus tersebut, pasien yang meninggal dunia tercatat sudah 16 orang. Mayoritas merupakan anak di bawah umur termasuk balita.

Kabid Pencegahan dan Pemberantasan penyakit (P2P) Dinkes Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra penambahan kasus ini karena kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masih lemah. Khususnya, dalam hal pemberantasan jentik nyamuk dengan membiarkan genangan-genangan air. “Karena penyebab DBD tidak ada yang lain selain nyamuk aedes aegypti,” katanya.

Masyarakat kerap meminta fogging ketika ada temuan kasus DBD. Padahal fogging hanya dilakukan dalam kondisi-kondisi tertentu khususnya ketika disinyalir banyak nyamuk aedes aegypti di kawasan tersebut. “Karena fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa saja, bukan membunuh jentik nyamuk,” ucapnya.

Maka dari itu, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) merupakan upaya yang paling murah dan efektif untuk mencegah DBD. Biasanya, nyamuk DBD berkembang biak di genangan air yang cenderung bersih. “Makanya kita harapkan masing-masing rumah memiliki Jumantik (Juru Pemantau Jentik),” terangnya.

PSM juga, kata Asep, harus dilakukan kompak oleh masyarakat di masing-masing pemukiman. Karena jika satu rumah yang kurang peduli, maka di wilayah tersebut tetap berpotensi muncul kasus DBD.

“Rumah kita bersih, tapi bisa digigit nyamuk yang berkembang biak di rumah tetangga,” terangnya.

Munculnya kasus meninggal dunia, sambung Asep, kebanyakan karena warga enggan memeriksakan diri ketika terjadi demam. Pada akhirnya, kondisi tubuh semakin drop dan sulit untuk disembuhkan. “Apalagi anak-anak, banyak orang tua yang tidak tega anaknya diambil sampel darah,” ucapnya.

Ada pun gejala DBD yakni didominasi oleh demam tinggi yang tidak kunjung turun. Ketika mengalami hal itu warga diminta banyak meminum air dan obat penurun demam.

“Jika setelah langkah itu tidak mereda, itu harus segera diperiksakan karena kemungkinan DBD,” terangnya.

Terpisah, Kabid Pelayanan RSUD dr Soekardjo H Dudang Erawan Suseno mengakui penambahan kasus DBD masih terus terjadi. Hal itu, dilihat dari bertambahnya pasien yang masuk rumah sakit. “Yang masuk RSUD bulan ini sudah 40 pasien,” ungkapnya.

Dalam sepekan terakhir, belum ada kasus pasien yang meninggal dunia. Pihaknya berharap pasien-pasien yang sedang dirawat pun bisa segera sembuh. “Mudah-mudahan semuanya diberi kesehatan,” ucapnya.

Dia pun mengimbau masyarakat agar melakukan pola hidup sehat termasuk melakukan pencegahan munculnya sarang nyamuk. Di antaranya yakni melalui pola 3 M (menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air dan mengubur barang bekas). “Supaya tidak terjadi perkembangbiakan nyamuk yang menyebabkan DBD di lingkungan kita,” katanya.

Jaga Asupan Air Putih

Cuaca ekstrem yang tengah terjadi di sejumlah daerah patut diwaspadai. Selain potensi bencana banjir, bahaya munculnya penyakit juga dapat terjadi.

Tags :
Kategori :

Terkait