radartasik.com, TASIK - Buku adalah teman yang dibutuhkan jiwa sepanjang masa. Bagaimana pun jeleknya sebuah buku, pasti ada manfaatnya. Karena buku dapat mengubah masa depan seseorang menjadi lebih baik.
Karena lewat buku, kecerdasan dan pikiran seseorang bertambah.
Inisiator Buku, H Yusran Arifin mengatakan gagasan buku ini hadir secara spontan. Kebetulan dirinya dari para seniman Kota Tasikmalaya selalu mengadakan pentas seni menghadapi hari lahir Kota Tasik.
Lalu terlintas jika kado tahun ini tak sekadar pertunjukan seni, atau refleksi dengan berdiskusi, tapi lebih dari itu, pertunjukan pemikiran.
”Sementara ini, saya tidak pernah tahu dan mendengar ada kado ulang tahun tingkat kota dan kabupaten yang berupa barang abstrak. Umumnya kado berbentuk pagelaran, parade budaya, dan lainnya. Kado buku ini, jika nantinya terwujud akan memiliki nilai kepeloporan di satu sisi, juga bisa terus mengembangkan dunia kepenulisan di Kota Tasikmalaya,” ujarnya di sela launching buku di Ball Room Plaza Asia, Minggu (17/10/2021).
Lalu, kata Yusran, dirinya menghubungi beberapa orang yang dianggap bisa mewujudkan gagasan tersbeut. Kemudian pertemuan dilakukan di sebuah kafe, dihadiri oleh empat orang yakni dirinya, Asep Sufyan, Asep M Tamam, dan Iwok Abqary.
”Waktu itu, target tulisan hanya 15 penulis. Cukup untuk 200 halaman di buku. Tapi kang Asep Tamam kemudian memberikan beberapa nomor HP yang bisa dihubungi dan diminta tulisan. Saya sendiri yang menghubungi para penulis. Tak dinyana, tulisan itu, dalam waktu 2 minggu saja sudah terkumpul. Bukan hanya15 tulisan, tapi 30 karya. Jika dibukukan menjadi lebih dari 300 halaman,” ceritanya.
Editor Buku, Asep M Tamam mengatakan kehadiran buku Kota Tasik dalam Ragam Perspektif ini tentu memberi banyak kabar. Sehingga bisa melengkapi beragam acara yang biasa ditampilkan di hari lahir Kota Resik.
Bahkan lebih dari itu, bisa memacu banyak hal positif. Dunia literasi yang sudah maju di Kota Tasik bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan. ”Kini, semua lini nyaris terisi. Kehadiran buku Kota Tasik dalam Ragam Perspektif memberi pesan bahwa penulis senior hadir dan siap mendampingi para junior untuk berprestasi dan berkarya,” tuturnya.
Di buku ini, kata Asep, dirinya menjadi editor dan menjadi orang pertama yang membaca 322 halamannya. Banyak kesan ketika mengikuti tulisan dari awal hingga akhir. Buku ini benar-benar merefleksikan Kota Tasik dengan beragam dimensinya.
”Buku ini minim kritik, tapi lebih banyak ke sumbangan pemikiran untuk Kota Tasik bisa lebih maju ke depannya. Dari mulai dimensi sejarah, pendidikan, ekonomi, sosial, politik, kesehatan, olahraga, ruang publik, kesenian dan kebudayaan, pertanian, literasi, komunitas, pariwisata, kuliner, UMKM, dunia aktivis, dunia mahasiswa, dan juga keagamaan,” bebernya.
Menurut Asep, mengedit buku ini tak sulit. Terutama karena para penulis adalah sosok-sosok yang sudah terbiasa menulis di koran, jurnal, majalah, novel, dan lainnya. Banyak nama besar yang dengan mudahnya menyumbang tulisan di buku ini. ”Rasa keterpanggilan itu direspons dengan meluangkan waktu menulis tentang Kota Tasik meskipun hanya dibayar dengan ucapan. “Terima kasih”. Bukan hanya mudah, mengedit buku ini sangat menyenangkan,” ungkapnya.
”Karya intelektual ini harus terus dilanjutkan. Masih banyak elemen yang bisa berbuat hal serupa, sebagai refleksi dari rasa cinta dan keterpanggilan untuk menjaga Kota Tasik dan mengangkat levelnya,” tuturnya.
Kategori :