Radartasik.com, KOTA TASIK — Puluhan buruh sektor minyak bumi dan gas (migas) Tasikmalaya berunjuk rasa di bale kota, Kamis (14/10/2021). Hingga demo usai, tidak ada satu pun pejabat teras Pemkot Tasikmalaya yang menemui pendemo.
”Dengan ketidakhadiran pejabat Kota Tasik menerima aksi kami, ini tentunya sangat kecewa. Karena selama ini kami bolak-balik dari masih rancangan Undang-Undang Cipta Kerja, belum pernah diterima sama sekali,” ujar Gandung Cahyono, ketua Serikat Buruh Migas Tasikmalaya kepada radartasik.com.
Dia menerangkan unjuk rasa hari ini bertepatan dengan hari lahirnya World Federation of Trade Union (WFTU) atau Gabungan Serikat Buruh Sedunia. Serikat Buruh Migas sendiri berafiliasi dengan WFTU.
”Kami ke bale kota menyalurkan aspirasi kami yang selama ini telah diperjuangkan dan menagih realisasi tindak lanjutnya yaitu hapuskan Omnibus Law atau Undang-Undang Cipta Kerja,” terangnya.
”Karena kami ini, pekerja di sektor migas, banyak sekali menerima dampak negatifnya dari aturan itu. Di antaranya adalah upah (khusus, Red) tak ada lagi di sektor migas. Jadi, upah kita disamakan dengan sektor usaha lain,” sambung dia.
Padahal, beber dia, waktu kerja buruh migas berbeda dengan pekerja sektor lain. Apalagi, buruh migas adalah penunjang kebutuhan masyarakat. ”Jadi, ini salah satu alasan kita kembali menyuarakannya,” tegas dia. (rezza rizaldi / radartasik.com)