Radartasik, BANJAR – Belakangan ini marak diperbincangkan penyakit hepatitis akut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kasus hepatitis akut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kasus ini mulai marak sejak awal April 2022. Tepatnya, hepatitis akut ini menyerang pada anak-anak mulai dari usia satu bulan hingga 16 tahun. Di Indonesia sendiri baru ditemukan sebanyak tiga kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar dr Andi Bastian mengaku belum menerima laporan terkait kasus penyakit hepatitis akut di Kota Banjar. Meski demikian, pihaknya mengimbau masyarakat waspada terhadap penyakit tersebut.
BACA JUGA:Seorang Anak di Bekasi Terindikasi Hepatitis, Kini Dirujuk ke RSCM
“Masyarakat agar tetap tenang, namun selalu berhati-hati dan mewaspadai penyebaran penyakit tersebut. Gejala yang muncul dari hepatitis akut antara lain penurunan kesadaran, perubahan warna urine menjadi gelap atau pucat, nyeri sendi dan gatal-gatal,” kata dia, Rabu (11/5/2022).
BACA JUGA:Gejala-Gejala Hepatitis kepada Anak yang Menggemparkan Dunia
Selain itu, kata dia, muncul demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut, lesu, diare dan hilangnya nafsu makan. Kata dia, jika tubuh mengalami gejala tersebut, maka diminta jangan panik. Segera periksakan kondisi tersebut ke puskesmas terdekat atau ke dokter.
“Nanti dokter yang akan menindaklanjuti apakah harus merujuk ke rumah sakit atau cukup berobat ke puskesmas saja,” ujarnya.
BACA JUGA:WHO: Teridentifikasi 348 Kasus Hepatitis yang Tidak Diketahui Asalnya, Wow…
Andi menambahkan, penyakit tersebut masuk dalam kategori mudah menular melalui mulut, makanan dan minuman. Media penularan penyakit ini juga bisa melalui kebiasaan buang air besar sembarangan.
“Masyarakat bisa mencegah penularan penyakit tersebut dengan cara mencuci tangan, minum air bersih yang matang. Selain itu membuang tinja atau popok sekali pakai pada tempatnya. Menggunakan alat makan terpisah dari orang lain,” katanya.
Dia menyebut, berdasarkan kategori usia, yang paling mungkin terjangkit yakni usia 1 sampai 10 tahun.
“Tapi tidak menutup kemungkinan usia dewasa juga bisa terjangkit penyakit tersebut. Alhamdulillah untuk Kota Banjar kami belum menemukan kasus, dan saya berharap jangan ada,” kata Andi. (cep)