Resmikan Patung Bung Karno di Semarang, Megawati Terisak Haru

Kamis 30-09-2021,03:00 WIB
Reporter : Tiko

radartasik.com - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak bisa menyembunyikan rasa haru atas peresmian patung Sang Proklamator bung Karno di polder Stasiun Tawang, Area Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah.

Mega ingin dengan adanya patung itu, generasi muda bisa mengingat jasa para pahkawan dan founding father bangsa ini.

“Memang betul beliau bapak biologis saya. Tetapi beliau juga bapak ideologis saya sebagai warga bangsa,” kata Megawati yang mewakili keluarga besar Bung Karno ketika prosesi peresmian yang berlangsung secara hybrid.

Megawati yang nampak berkali-kali terisak ketika berbicara dalam prosesi peresmian itu juga menuturkan, bahwa Bung Karno pernah menyatakan bahwa pahlawan yang sesungguhnya tak menginginkan pujian atas jasa-jasanya. Dia berharap agar patung Bung Karno adalah sebagai warisan, tak sekedar patung, namun pengetahuan akan jasa sang pahlawan harus diketahui dan terus dihidupi.

“Kita tahu bunga mawar menyebarkan baunya tanpa menyebut-nyebut namanya, tapi harum semerbak. Oleh sebab itu bangsa yang tahu menghargai pahlawannya itulah yang bisa menjadi bangsa yang besar. Karena itu jangan lupa sejarah dan hargailah pahlawan kita,” katanya.

Megawati juga mengingatkan, bahwa keberadaan patung Bung Karno dan Taman Makam Pahlawan (TMP) yang banyak tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, adalah sebagai pengingat dan sekaligus bukti bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah hasil pemberian penjajah. Namun benar-benar merupakan hasil kerja keras serta perjuangan para pahlawan bangsa.

“Di seluruh negara, mereka selalu punya founding father. Itu kalau benar cara merebut kemerdekaannya, bukan diberikan,” kata Presiden RI Kelima itu.

Lebih lanjut, ia juga menceritakan sejarah hidup Soekarno dan para bapak bangsa lainnya dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), yang membiayai pembangunan patung tersebut. Karena pada awal tahun 1946, kereta api lah yang membawa rombongan Soekarno dan pemimpin bangsa kala itu, untuk hijrah ke Yogyakarta, di tengah teror dari pasukan penjajah.

Selain itu, Bung Karno juga pernah menjadi pegawai di perusahaan kereta api yang dulu masih dikuasai Belanda. Bahkan, lanjut Megawati, peranan pegawai kereta api dalam kancah republik disampaikan Bung Karno dalam sebuah pantun. Disampaikan saat perayaan dwidasawarsa Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA) pada 28 September 1965.

Tags :
Kategori :

Terkait