”Memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang seratus persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini,” jelas Menkes.
BACA JUGA:Wuih, Miyabi Bakal Berkarier di Indonesia, DJ Evelyn Sebut Sudah Teken Kontrak
”Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia, bekerja sama dengan WHO dan kita bekerja sama dengan Amerika (Serikat) dan Inggris, untuk bisa mendeteksi secara cepat penyebab penyakit ini,” katanya.
”Kemungkinan besar adalah adenovirus strain 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada adenovirus strain 41 ini,” ujarnya.
Penyakit Mulut dan Kuku
Dalam keterangan persnya, Menkes juga menjelaskan mengenai penyakit mulut dan kuku yang menyerang sejumlah hewan ternak di Jawa Timur. Budi menyampaikan penyakit ini sangat jarang ditemukan menular ke manusia.
”Kami sudah diskusi dengan WHO, Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), bahwa penyakit mulut dan kuku ini memang domainnya ada di hewan jadi hampir tidak ada yang loncat ke manusia,” ujarnya.
BACA JUGA:Mobil Dinas Hilang Terjadi di Dua Desa Kecamatan Sukarame
Menkes menambahkan virus yang menyerang hewan ini berbeda dengan SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang ditularkan hewan kalelawar ke manusia, maupun flu babi dan flu burung.
”Khusus untuk mulut dan kuku, virus ini memang adanya hanya di hewan yang berkuku dua, jadi sangat jarang yang meloncat ke manusia. Jadi tidak perlu khawatir dari sisi kesehatan manusianya,” kata Menkes. (RF/JW/UN)