RADARTASIK, TASIKMALAYA - SMKN 1 Tasikmalaya terus berupaya untuk mengembangkan sekolah dengan program keahlian yang dimiliki, agar mengalami peningkatan mutu kualitas lulusan. Wujudnya dengan program SMK Pusat Keunggulan (PK) Skema Pemadanan.
Sebab dengan program tersebut, SMKN 1 Tasikmalaya memiliki kemitraan bersama dunia industri dan dunia kerja (Iduka) serta pemerintah.
Kepala SMKN 1 Tasikmalya Dr H Wawan SPd MM mengatakan, untuk menyiapkan dan menyongsong sumber daya manusia (SDM) berkualitas, SMKN 1 Tasikmalaya melaksanakan SMK PK Skema Pemadanan. Tentunya dalam pengaplikasian tersebut, sudah melakukan kerja sama mulai tahun 2021 dan 2022 dengan perusahaan, seperti; PT Chlorine Digital Media, PT Graha Cahaya Mulya, dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) Persero, Tbk.
Terlebih ketiga dunia industri tersebut, sudah memberikan investasi kepada SMKN 1 Tasikmalaya, yang pastinya digunakan arahnya kepada pengembangan sekolah. Nantinya dilanjutkan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
”Dengan adanya link and match antara SMKN 1 Tasikmalaya, dunia industri, dan pemerintah bisa untuk membiayai program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan,” katanya kepada Radar, Minggu (8/5/2022).
BACA JUGA:Ilmuwan Harvard Meyakini Alien Pernah Jatuh, Lokasinya di Lepas Pantai Papua Nugini
Dalam program SMKN 1 Tasikmalaya itu, mulai dari pengembangan proses belajar-mengajar. Prosesnya berbeda dengan sebelumnya ketika menggunakan SMK PK Skema Pemadanan, kalau pemahaman belajar mengajar dahulu, seperti; pelajaran sejarah, PPKn, matematika dan produktif, masih sendiri-sendiri.
“Tetapi kalau sudah menjadi SMK PK Skema Pemadanan sudah terintegrasi. Oleh karenanya, di sini semua mata pelajaran, mulai dari normatif, adaptif dan produktif saling berhubungan satu sama lainnya,” ujarnya.
Lalu programnya juga berfokus pada pengembangan guru, bisa melalui pemagangan industri. Kemudian, setelah mereka melakukan magang langsung disertifikasi oleh dunia industri dan dunia kerja. “Tujuannya untuk mencetak guru berstandar industri,” katanya.
Berbeda dari yang sebelumnya, dulu sertifikasinya masih Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sekarang langsung dari dunia industri dan dunia kerja untuk melihat kelayakan guru mengajar.
“Lebih lanjut, selain guru. Juga melihat siswa kompeten atau tidak bukan dilihat dari sekolah tetapi dari dunia industri,” ujarnya.
Kemudian, program tersebut juga untuk pengembangan infrastruktur standar industri. Makanya ada sharing program dari industri ke sekolah.
Tentunya itu, mengarah pada program pengembangan dan tingkat penyerapan lulus, yang dijamin oleh dunia industri dan dunia kerja.
“Pastinya agar siswa lulusan SMKN 1 Tasikmalaya tidak perlu melakukan surat lamaran ke mana-mana lagi. Tetapi langsung diterima di dunia industri dan dunia kerja, baik bekerja di dalam negeri dan luar negeri,” katanya.
BACA JUGA:SMP Harus Punya Data Kompetensi Siswa