radartasik.com, TASIK — Dosen Prodi D-3 Perbankan dan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi melaksanakan pengabdian pada masyarakat (PPM) di Desa Sukamahi Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (11/9/2021).
Kegiatan ini diikuti oleh 4 orang dosen pendamping, yaitu Yuyun Yuniasih selaku Ketua Tim PPM, dan 3 orang anggota lainnya, yaitu Agi Rosyadi, Ane Kurniawati dan Edi Ganda Permana. Kegiatan ini juga melibatkan 2 orang mahasiswa Prodi D-3 Perbankan dan Keuangan Unsil yaitu Puji Astuti dan Andira Vadia Hermawan.
Ketua Tim PPM Yuyun Yuniasih mengatakan, ketahanan pangan menjadi salah satu isu yang cukup menarik di Indonesia, terlebih dengan label 'Negara Agraris' yang sudah sangat akrab di telinga kita sebagai warga negara. Kenyataannya, pangan justru menjadi sesuatu yang semakin lama semakin tidak bisa diswasembadakan terutama dalam produk pertanian.
Ketidakcukupan pasokan domestik membuat Indonesia harus terus mengimpor, seringkali sampai terjadi kelangkaan.
Pada umumnya, kegiatan pertanian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ataupun meningkatkan pendapatan melalui produksi bahan pangan yang dapat dikonsumsi. Namun seiring dengan terdegradasinya lahan akibat relokasi sumber daya lahan untuk mengakomodir populasi yang kian meningkat, mendorong masyarakat untuk mengembangkan pertanian alternatif dalam bentuk mulai dari pertanian rumahan dalam skala kecil.
“Pembangunan yang mendayagunakan lahan yang ada utamanya yang berada di rumah menjadi kompetensi yang sekarang sedang digalakkan dikarenakan situasi pada tahun 2021 ini yang sedang mengalami masa Pandemi Covid- 19. Segala kegiatan diusahakan dilakukan di rumah,” katanya.
Permasalahan yang terjadi adalah masih banyak masyarakat yang bingung apa yang harus dilakukan jika semuanya harus dilakukan di rumah saja, sedangkan hidup harus terus berjalan.
Aparatur Desa dan PKK menjadi sasaran yang dirasa tepat dalam mewujudkan program tersebut. Pemberian edukasi bagi para anggota PKK mengenai jenis apa saja sayuran yang cocok ditanam di pekarangan rumah, seperti apa media yang digunakannya, bagaimana cara memelihara sayuran tersebut, standar sayuran yang layak jual sampai pada semua anggaran biaya yang dipergunakan.
Lanjutnya, FOD (Food Oriented Development) merupakan konsep pembangunan yang digagas oleh Natalivan (2012) yang mampu menjadikan desa sebagai penyedia pangan bagi warganya secara berkelanjutan.
Konsep tersebut mempertimbangkan aspek ketahanan pangan selain juga mempertimbangkan sosial ekonomi dalam pembangunan fisik perkotaan. Salah satu perwujudan dari FOD adalah bertani di perkotaan atau biasa disebut urban farming yang dilihat sebagai hal yang mampu menciptakan ketahanan pangan.
“Urban farming memang adalah sebuah konsep pengelolaan lahan terbuka di kota. Akan tetapi, setelah melihat kondisi di desa tujuan, pekarangan rumah penAduduknya itu tidak terlalu luas, hampir mirip dengan kondisi pekarangan rumah yang berada di perkotaan,” katanya.
Urban farming juga dapat merekatkan hubungan sosial antar para penggiatnya. Tidak hanya sekedar kegiatan pemberdayaan masyarakat, urban farming juga dapat menunjang kondisi ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan langsung dan pemasaran hasil panennya, dan salah satu cara untuk melaksanakan urban farming yaitu dengan teknik hidroponik. (rls)