Daging Ayam Ras Pemicu Inflasi Agustus

Jumat 03-09-2021,18:00 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, TASIK - Pada Agustus 2021, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tasikmalaya mengalami inflasi 0,02% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,08% (mtm).

Secara tahunan inflasi Kota Tasikmalaya sebesar 1,39% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0,87% (yoy) hal ini didukung peningkatan konsumsi rumah tangga seiring dengan pemulihan ekonomi. Pada tingkat nasional, inflasi Agustus 2021 tercatat 0,03% (mtm) atau 1,59% (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Darjana mengatakan, inflasi Kota Tasikmalaya pada Agustus 2021, sejalan dengan kondisi inflasi nasional yang rendah terkendali terutama didorong oleh kelompok inflasi inti dan administered price, sedangkan pada kelompok pangan mengalami deflasi pada beberapa komoditas. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah tomat, disebabkan oleh terbatasnya produksi di tengah tingginya curah hujan.

Hal tersebut terkonfirmasi dari hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) di Kota Tasikmalaya pada akhir Agustus 2021 yang mengalami peningkatan 9,52% menjadi sebesar Rp 23.000/kg atau mengalami inflasi sebesar 37,03% (mtm).

Selain itu, komoditas daging ayam ras menjadi pemicu inflasi Kota Tasikmalaya yang diakibatkan oleh dampak pengurangan DOC dalam rangka persiapan panen di bulan Agustus 2021, sehingga harga daging ayam ras mengalami peningkatan sebesar 3,23% menjadi sebesar Rp 32.000/kg atau mencatat inflasi sebesar 2,50% (mtm).

“Pada komoditas telur ayam ras mencatat inflasi sebesar 1,30% (mtm) karena adanya pelaksanaan bantuan sosial non-tunai sehingga berdampak pada tingginya permintaan,” katanya.

Di luar bahan makanan, tekanan inflasi berasal dari obat dengan resep seiring dengan meningkatnya kasus Covid-19 pada bulan Juni hingga Agustus 2021 yang menyebabkan tingginya permintaan terhadap obat dengan resep sehingga mengalami inflasi sebesar 3,34% (mtm).

Selain itu, didorong oleh pola musiman tahun ajaran baru di bulan Agustus 2021 pada tingkat perguruan tinggi yang turut menjadi pemicu inflasi di Kota Tasikmalaya.

Di sisi lain, terdapat beberapa kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi didukung dengan tercukupinya pasokan seperti cabai rawit, cabai merah, wortel, buncis, dan bawang merah.

Dalam rangka pengendalian inflasi, TPID di Priangan Timur secara rutin melakukan monitoring harga komoditas yang tidak menjadi objek survei PIHPS sebagai landasan TPID masing-masing kota/kabupaten untuk melakukan tindak lanjut pengendalian inflasi di daerahnya.

Sebagai wujud implementasi pemantauan harga tersebut, TPID Kota Tasikmalaya melakukan rapat teknis terkait monitoring harga terutama pada komoditas telur ayam ras yang bertempat di Bale Kota Tasikmalaya, Kamis (2/9/2021).

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari Survei Pemantauan Harga (SPH), UPTD-Pasar Cikurubuk, dan Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya, harga telur ayam ras pada bulan Agustus 2021 mengalami inflasi.

Namun demikian, pada 1 minggu terakhir mengalami penurunan harga yang signifikan di tingkat pasar tradisional maupun produsen. Dari pengamatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tasikmalaya, anomali harga tersebut diperkirakan terjadi sebagai dampak telah selesainya jadwal penyaluran bansos pada triwulan III/2021.

“Hal tersebut menyebabkan masih melimpahnya pasokan telur ayam ras ditingkat produsen yang belum terserap secara optimal oleh konsumen,” katanya.

Sehubungan dengan hal tersebut, dari hasil rapat koordinasi akan dilakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) yang dimaksudkan untuk sosialisasi dan komunikasi kepada pedagang untuk mengoptimalkan penyerapan produk peternakan lokal dan mendorong business-matching pedagang pasar langsung dengan petani. Selain itu, digitalisasi dioptimalkan untuk mendorong konsumsi masyarakat dan pemulihan ekonomi daerah. (rls/na)
Tags :
Kategori :

Terkait