radartasik.com, SINGAPARNA — Ratusan pengunjuk yang didominasi ibu-ibu menggelar aksi unjuk rasa menolak aktivitas galian pasir yang mengakibatkan air di Sungai Cikunir Desa Cikadongdong Kecamatan Singaparna tercemar, Minggu (29/8/2021).
Warga menyayangkan kualitas air di Sungai Cikunir-Cipawitra menjadi kotor dan keruh yang dampaknya tidak bisa dipakai, bahkan dimanAfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk pengairan di kolam dan lahan perAsawahan.
“Apalagi rumah-rumah di sekitaran Sungai Cikunir, khususnya yang masuk ke Desa Cikadongdong, Singaparna bisa dibilang paling terdampak oleh aliran sungai ini. Sudah hampir 40 tahun kita menderita oleh keruhnya Sungai Cikunir ini, sampai tidak produktif lagi seperti kolam dan lainnya,” kata Oting kepada Radar, kemarin.
Menurut dia, solusi terbaik dalam permasalahan tercemarnya Sungai Cikunir ini, yakni memberhentikan aktivitas tambang galian pasir yang menggunakan alat berat dialiran sungai, apalagi yang ilegal.
“Jadi solusi satu-satunya sebenarnya dilakukan penutupan. Jadi kalau kita tidak bisa apa-apa, pertama pengusaha sudah mengantongi izin. Apalagi sekarang banyak penambang yang baru, yang belum tentu mengantongi izin,” terang dia.
Dia meAnamAAbahkan, ternyata setelah pengecekan banyak pengusaha yang belum mengantongi izin. Jadi silahkan kalaupun mau digali jangan memakai alat berat, manual saja dengan tenaga orang. Kemudian hasil galiannya jangan dicuci di Sungai Cikunir.
“Mewakili masyarakat juga akan menempuh secara tertulis ke dinas terkait, terutama ke provinsi agar izinya jangan dikeluarkan untuk kebaikan,” tambah dia.
“Kami menyampaikan aspirasi keresahan warga terkait limbah pembuangan yang mengalir ke saluran air yang sehari-hari dipakai oleh masyarakat untuk pengairan sawah, kolam,” ungkap dia.
Menurut dia, karena airnya keruh tercemari limbah yang berasal dari galian pasir maka kualitasnya menjadi jelek sehingga tidak mempergunakan air tersebut. (dik)