Situ Gede Akan Ditata, Tokoh Masyarakat Beri Imbauan Begini..

Sabtu 14-08-2021,09:30 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, MANGKUBUMI — Merespons wacana penataan di Objek Wisata Situ Gede, sejumlah tokoh memberikan imbauan. Supaya konsep penataan yang bakal dituangkan di lokasi wisata alam dalam kota itu tidak sekadar memodernisasi dan membenahi infrastruktur.

Tokoh Mangkubumi, Asep Rizal Asyarie menuturkan di areal seluas 47 hektare tersebut, terdapat situs bersejarah. Dimana tepat di tengah situ menjadi salah satu destinasi ziarah bagi banyak pendatang dari luar daerah.

“Kental sejarah dan nuansa religius di sana. Maka, kita tidak berharap penataan sebatas mengurusi infrastruktur, tetapi juga merawat nilai-nilai kearifan yang lekat di tanah Situ Gede,” tuturnya kepada Radar, Jumat (13/8/2021).

Dia menjelaskan setiap peziarah baik yang akan atau sudah berkunjung ke Pamijahan, mesti datang ke makam Prabudilaya. Bahkan cucu Tokoh Nahdlatul Ulama Nasional pun, sempat berziarah ke makam tersebut dan mengeluhkan kondisi infrastruktur dan sarana prasarana yang terkesan ditelantarkan.

“Kami beserta para tokoh setempat, beberapa kali sampaikan agar di tengah situ dipasangi penerangan, masjid dibenahi untuk menunjang sarana ibadah peziarah. Nyatanya sekarang baru akan dibenahi provinsi, barulah banyak perhatian serius karena seolah akan ada kegiatan besar di objek wisata ini,” ceritanya.

Asep yang juga Ketua Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Kota Tasikmalaya sudah berkali-kali mendesak realisasi perawatan Situ Gede.

Melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) berikut DPRD Kota Tasikmalaya.

Dia menjelaskan baru beberapa tahun lalu, di era wali kota H Budi Budiman ada sedikit harapan supaya Situ Gede bisa direvitalisasi semakin baik.

“Kala itu, Pak Budi menyampaikan ke Gubernur Ridwan Kamil bahkan sempat mengecek ke sini, dan barulah menjanjikan penataan. Kemudian, sekarang sudah mulai perencanaan, kita ingin warga yang tahu histori di sana bisa dimintai masukan, agar wacana penataan bisa sesuai kearifan dan harapan bersama,” papar Asep.

Apabila pemerintah tidak mengindahkan peringatan publik ini, kata dia, pihaknya tidak segan melakukan gerakan. Sebagaimana beberapa tahun lalu, pihaknya sempat menggelar Situ Gede Art Festival yang bermuatan dorongan agar semua pihak memperhatikan kondisi wisata alam yang kaya akan esensi dan histori tersebut.

“Kita sudah follow up, upaya memakmurkan di sana, tapi tak kunjung ada respons serius dan sekarang ada sinyal penataan kita tekankan penataannya komprehensif dan selaras nilai kearifan tak hanya modern,” tegasnya. Tokoh Pemuda Mangkubumi, Tatan Sutarman menuturkan hal serupa. Situ Gede diharapkan tidak sebatas menjadi wahana rekreasi bagi keluarga saja, tetapi menjadi ruang potensi pemuda dalam menuangkan kreativitas masing-masing.

“Ketika nanti ditata dan semakin menarik bagi wisatawan luar untuk berkunjung, kita harap potensi muda-mudi setempat bisa diberi ruang berkreasi dan mengembangkan potensi. Banyak UMKM, produk ekonomi kreatif di sini yang masih belum terpromosikan luas,” harap Tatan.

Dia mendorong pelibatan kalangan muda bisa turut hadir di tengah wacana penataan. Supaya, esensi ikon wisata daerah tidak sebatas jadi keuntungan segelintir pihak semata melainkan merata dan dirasakan manfaatnya berbagai kalangan.

“Meski secara aset ini mungkin milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tetapi territorial Situ Gede ada di Kota Tasikmalaya harus dirawat dan menjadi kemanfaatan bersama khususnya masyarakat kita,” katanya. (igi)
Tags :
Kategori :

Terkait