Tunda Vaksinasi, Pria Ini Menyesal saat Kedua Orang Tuanya Kena Covid-19

Sabtu 07-08-2021,11:45 WIB
Reporter : radi

Radartasik.com, SINGAPURA - Vaksinasi bisa mencegah seseorang dari keparahan akibat terpapar Covid-19. Apalagi para lansia dengan penyakit penyerta atau komorbid. 

Oleh karena itu jangan sampai kita menyesal belakangan ketika orang tua kita terpapar Covid-19 yang berat karena menunda vaksinasi, seperti dialami oleh seorang pria Singapura bernama Teo Kee Huat. Namun beruntung orang tua pria tersebut masih selamat dan sembuh dari terkena Covid-19 berat.

Awalnya, orang tua pria tersebut yang sudah lanjut usia memutuskan untuk menunda vaksinasi Covid-19 yang digelar pemerintah Singapura pada awal tahun ini.

Alasan penundaan vaksinasi itu karena ibunya memiliki riwayat medis yang kurang baik. Hal yang sama dilakukan ayahnya yang memilih menunda vaksinasi dengan alasan agar bisa mengikuti vaksinasi bersama-sama dengan sang istri. Padahal berdasarkan pemeriksaan dokter ayah pria tersebut bisa mengikuti vaksinasi.  

Ketakutan terburuk Teo belakangan menjadi kenyataan. Ayahnya, yang berusia awal 80-an, dinyatakan positif Covid-19 dan dirawat di National Center for Infectious Diseases (NCID) pada 1 Juni. Lima hari kemudian dia menerima kabar lain. Ibunya, yang berusia akhir 70-an, dinyatakan positif dan dirawat di NCID.

Teo, yang bekerja di bidang teknik dan berusia 40-an, mengatakan kepada The New Paper pada Kamis (05/08/2021), awalnya dia khawatir karena kedua orang tuanya dengan kondisi berat. “Saya tidak pernah berharap keduanya tiba-tiba tertular Covid-19 pada saat yang bersamaan,” katanya.

Teo dan dua saudara lelakinya dikarantina karena mereka telah mengunjungi orang tua mereka minggu itu. Hasil tes mereka kembali negatif. Ayah Teo makin berat kondisinya dan dipindahkan ke unit perawatan intensif (ICU) satu minggu setelah masuk.

“Kondisi ayah saya sangat luktuatif. Dia demam tinggi dan kadar oksigennya kadang turun,” katanya.

Ibunya juga pindah ke ICU satu minggu setelah dia masuk karena kadar oksigennya tiba-tiba turun. Ketakutannya makin nyata, terutama ketika dia menerima telepon di tengah malam dari dokter yang memberi tahu bahwa kondisi ibunya memburuk.
Pada satu waktu, kedua orang tuanya membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernapas. Teo hanya bisa berdiri di luar bangsal ICU dan melihat tanpa daya melalui layar monitor.

 “Yang bisa saya lakukan hanyalah berbicara dengan ayah saya di telepon. Dan ibu saya terlihat sangat lemah. Saya ingat memiliki rasa penyesalan yang sangat besar dan terus berpikir saya seharusnya bersikeras mereka divaksinasi lebih awal. Jika saya melakukannya, ini tidak akan terjadi,” tuturnya.

Bersyukur, keadaan menjadi lebih baik. Pada pertengahan Juni, kondisi ayahnya membaik dan dia dipindahkan ke bangsal umum. Hal yang sama terjadi pada ibunya pada akhir Juli dan dia juga dipindahkan ke bangsal umum.

“Ini bisa menjadi traumatis melihat orang yang Anda cintai mengalami hal seperti ini. Yang bisa saya katakan adalah orang tidak boleh menganggap enteng Covid-19,” katanya.

“Anak-anak harus berusaha meyakinkan orang tua mereka yang sudah lanjut usia untuk divaksinasi. Rasa sakit yang mungkin mereka alami jika tertular Covid-19 tidak sepadan,” pungkasnya. (jpg)

Tags :
Kategori :

Terkait