Merasa Telah Bikin Gaduh Terkait Sumbangan Rp2 Triliun, Kapolda Sumsel Minta Maaf

Kamis 05-08-2021,17:07 WIB
Reporter : radi

Radartasik.com, JawaPos.com — Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri menyampaikan permohoanan maaf kepada masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Selatan terkait heboh sumbangan dana senilai Rp2 trilium untuk penanganan Covid-19 yang dijanjikan keluarga almarhum Akidi Tio.

“Saya sebagai Kapolda Sumsel memohon maaf kepada masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Sumsel atas kegaduhan yang terjadi ini,” kata Kata Eko Indra Heri di dalam Gedung Promoter Mapolda Sumsel, seperti dikutip Sumeks.co, Kamis (05/08/2021).

Selain meminta maaf kepada masyarakat, Eko pun menyampaikan perminta maaf kepada para stakeholder yang selama ini telah membantu penanganan Covid-19 di Sumsel.

“Wabil khusus kepada Forkopimda, Bapak Gubernur, Pangdam II Sriwijaya, Danrem dan institusi yang lain, yang tentunya terlibat dalam minggu-minggu ini. Kegaduhan ini sebagai kelemahan saya sebagai individu dan sebagai manusia biasa, untuk itu saya meminta maaf,” ujar Eko.

Kegaduhan terkait sumbangan atau dana hibah tersebut bermula saat Irjen Eko Indra dihubungi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty Nurainy dan dokter keluarga almarhum Akidi Tio, Hardi Darmawan di rumah dinasnya, Jumat pekan lalu (23/07/2021), untuk membicarakan pemberian donasi.

“Saat itu saya sebagai kapolda hanya dipercayakan untuk menyalurkan bantuan ini uangnya diminta untuk dikawal transparansinya saja,” ungkap Eko.

Karena menaruh kepercayaan terhadap inisiasi kemanusiaan tersebut, Eko pun tidak terlalu mendalami kepastiannya. Terlebih lagi sebelumnya sudah diyakinkan uang tersebut tinggal diproses pencairannya saja. Hingga akhirnya sampai saat ini uang tersebut masih belum jelas keberadaannya dan berujung polemik.

Eko pun mengaku sama sekali tidak mengenal anak perempuan almarhum Akidi Tio yang bernama Heryanti melainkan hanya mengenal ayahnya dan anak sulungnya yang bernama Johan saja.

“Saya hanya kenal dengan Akidi Tio saat di Palembang dan Johan saat saya bertugas di Aceh Timur, sedangkan Heriyanti saya sama sekali tidak kenal dia,” tandasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait