500 Kepsek Dilatih Terapkan Pembelajaran Menyenangkan

Kamis 05-08-2021,11:11 WIB
Reporter : syindi

radartasik.com, JAKARTA - Sebanyak 500 kepala SMK mengikuti program pendampingan sekolah menyenangkan. Menurut Muhammad Nur Rizal selaku pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), para kepsek tersebut akan mengikuti Kelas Perubahan selama 17 minggu hingga Desember 2021.

Peserta, lanjut Rizal, akan dilatih tentang strategi perubahan mindset agar bisa diteA­rapkan di sekolah, pembelajaran yang lebih menekankan penalaran dan kesaA­daran diri, kepemimpinan dan pengeA­lolaan. “Ini agar kepala sekolah daA­pat menginisasi dan memastikan pemA­baharuan pendidikan terjadi di sekolah,” kata Rizal dalam kick off pendampingan sekolah menyenangkan berbasis GSM terhadap 500 SMK seluruh Indonesia secara daring, Kamis (29/7/2021).

Pada kesempatan sama, Novi Candra, selaku co-founder GSM, menjelaskan, Kelas Perubahan ini didesain sedemikian rupa untuk membantu para kepala sekolah membangun perubahan mindset dan perilaku secara komunal melalui community development yang lebih sistematis. Perubahan secara komunal ditekankan dalam kelas ini karena pendekatan ini dipercayai GSM dapat mengubah keyakinan dan perilaku.

“Kelas ini tidak hanya diikuti satu peserta dari perwakilan sekolah melainkan kepala sekolah harus mengajak 3 orang wakil sekolah yang dapat dijadikan koalisi di sekolahnya,” terang dosen psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Selain itu, lanjut Novi, pendekatan pengajaran yang dipakai adalah andragogi, di mana proses belajar peserta harus terkoneksi antara pengaA­laman dan kebutuhan mereka. Sehingga, kelas ini tidak akan menyita banyak waktu peserta seperti pelatihan pada umumnya.

Peserta akan banyak mempraktikkan konsep yang didapat di Kelas Perubahan untuk diimpleA­mentasikan di sekolahnya. Kelas Perubahan ini juga memastikan terjaA­dinya stimulasi aktivitas berbagi dan berA­kolaborasi antarsekolah sehingga koA­munitas-komunitas kecil yang terA­lihat perA­geA­rakannya akan terA­bentuk.

“Keunikan dari Kelas Perubahan ini juga terletak pada adanya materi tentang pengemA­bangan praktik bersama antarguru di sekolah, dan antarsekolah,” ucapnya.

Novi menA­jeA­laskan, pengemA­bangA­an praktik berA­sama dilaA­kukan untuk meningA­katA­kan profeA­sionalA­isme guru di luar pelaA­tihA­an resmi deA­ngan cara memA­bangun kolaA­borasi melalui perA­tukaran prakA­tik yang sudah dilakukan agar berdampak pada peningA­katan mutu pemA­belajaran.

PengemA­bangan praktik berA­sama dilaA­kukan berdasarkan praktik yang sudah dilaA­kuA­kan. Bukan sekadar pengetahuan, lalu dilanjutkan proses refleksi untuk mengemA­bangkan kualitas praktik berikutnya.

“Kelas Perubahan ini tidak sekadar keA­las yang diisi materi tentang perA­ubahA­an, tetapi bertujuan memastikan terA­bentuknya komunitas belajar yang mengA­arah ke profesionalisme guru baru yang sesuai dengan kebutuhan komA­peA­tensi abad-21,” jelas Novi Candra. (esy/jpnn)
Tags :
Kategori :

Terkait