Pemerintah Desa Bingung Diminta Patungan Rp2 Juta untuk Fasilitas Selter Pasien Covid-19, Sekda : Dananya Diambil dari Alokasi DD

Rabu 04-08-2021,11:37 WIB
Reporter : radi

Radartasik.com, JOMBANG — Program Rumah Sehat atau selter untuk tempat isolasi terpusat bagi pasien Covid-19 dengan gajala sedangdan ringan memunculkan polemik. Itu setelah pemerintah desa (pemdes) diminta mengalokasikan dana sebesar Rp 2 juta guna pemenuhan fasilitas Rumah Sehat tersebut.

”Ya, desa-desa diminta untuk menganggarkan masing-masing Rp 2 juta untuk Rumah Sehat,” ujar salah satu kepala desa di Jombang yang enggan disebutkan namanya.

Ia mengatakan, sebenarnya sejak awal kebijakan itu sempat memunculkan polemik di kalangan pemerintah desa. Pasalnya, mereka dibingungkan terkiat laporan pertanggungjawaban anggaran tersebut nantinya seperti apa.

”Nanti anggarannya bersumber dari APBDes, pelaporan kita yang paling sulit bagaimana nantinya. Sebab itu merupakan uang negara. Peruntukan dan pelaporannya harus jelas,” katanya.

Disinggung kembali terkait penggunaan anggaran untuk Rumah Sehat itu nantinya, diungkapkan kades tersebut, dari hasil pembahasan dengan pihak kabupaten uang tersebut akan dikelola melalui BKSAD (Badan Kerja Sama Antar Desa). Adapun peruntukannya, di antaranya untuk memenuhi fasilitas di selter.

”Ini ini pelaporannya yang repot. Misal digunakan untuk beli dispenser atau barang yang lain. Apabila Rumah Sehat selesai, aset itu ikut siapa,” imbuhnya.

Sang kades itu pun mengungkapkan, tidak mungkin aset itu dibagi dengan desa yang lain. Bahkan apabila dibagi, pembagiannya seperti apa nantinya.

”Misalnya ada dua unit TV, sementara TV dibeli dari dana patungan banyak desa, ini kan harus jelas, jangan sampai ke depannya nanti ujung-ujungnya kita kena masalah,” bebernya.

Tak hanya itu dia juga mempertanyakan, dasar hukum yang digunakan untuk desa menggarkan keperluan Rumah Sehat.

”Paling tidak nanti ada yang bertanggung jawab dan menjamin desa tidak ada permasalahan ke depannya,” tegasnya.

Dia mengaku mendukung ide pendirian selter terpusat, namun dari segi dukungan anggaran serta pemenuhan fasilitas dan akomodasi pasien terpenuhi semua.

”Kalau untuk pemenuhan fasilitas desa harus patungan, kita juga mempertanyakan anggaran yang dialokasikan pemkab. Kalau ternyata tidak maksimal, saya pikir sebaiknya dikuatkan saja isolasi di desa-desa, sepertinya akan lebih efektif, ” bebernya.

Sementara, Fatkhurrohman Kepala Desa Sidowarek, Kecamatan Ngoro membenarkan terkait adanya permintaan anggaran sebesar Rp2 juta ke pemdes untuk keperluan Rumah Sehat. ”Nggak tahu ya, kalau semua desa, apakah juga sama atau tidak,” katanya.

Tags :
Kategori :

Terkait