radartasik.com, TASIK - Tasikmalaya merupakan salah satu Kota Santri terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Pangkalan Data Pondok Pesantren Kemenag RI tercatat sekitar 180 pesantren ada di Kota Tasikmalaya dan 795 pesantren di Kabupaten Tasikmalaya.
Santri memang identik dengan budaya pesantren dan sisi keilmuan keagamaan yang kental, sehingga banyak orang menganggap dengan fokusnya mengkaji ilmu agama para santri tidak punya waktu lagi untuk menjajal ilmu di bidang teknologi.
Banyak mahasiswa berlatar belakang santri yang memiliki prestasi di bidang teknologi. Salah satunya Willy Muhammad Fauzi, yang merupakan seorang santri juga mahasiswa tingkat akhir.
Di masa kuliahnya, prestasinya bukan hanya di ilmu agamanya, tapi berprestasi di bidang teknologi dengan kemampuannya di bidang Programming.
Willy pernah menjadi juara 1 lomba internasional IoT exhibition, pernah menjadi juara ketiga dalam ajang Startup Contest dan pernah menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Informatika STT YBSI. Untuk meraih prestasi-prestasi tersebut Willy membekali diri dengan sertifikasi kompetensi level 5 dari BNSP pada skema Programmer.
“Kampus STT YBSI berhasil membuktikan bahwa mahasiswa- mahasiswanya berkualitas dan berdaya saing tinggi, dan kampus STT YBSI tentunya sangat cocok untuk dijadikan tempat menyemai mimpi dan meraih cita-cita,” kata Willy.
Willy mengatakan, ada sebuah kaidah populer di kalangan pesantren yang berbunyi Al-Muhafadhotu 'ala qadimi al-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah artinya menjaga tradisi-tradisi lama sembari menyesuaikan dengan tradisi-tradisi modern yang lebih baik.
“Jika tidak beradaptasi maka siapa pun akan tertinggal, termasuk santri. STT YBSI menjadi wadah yang tepat untuk para santri berproses dan belajar tentang teknologi,” ujarnya. (rls/na)