radartasik.com, BUNGURSARI — Evaluasi hasil pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Tasikmalaya, belum mendapatkan hasil yang membahagiakan. Ditandai dengan penurunan mobilitas masyarakat yang masih terkategori merah, yakni di angka 10 sampai dengan 20 persen.
Hal itu terungkap saat rapat evaluasi melalui video conference yang dikomandoi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Manves) Luhut Binsar Panjaitan.
Evaluasi mobilitas dipantau melalui tiga indikator yang digunakan untuk kemudian digabung menjadi satu indikator komposit.
“Jadi evaluasinya menggunakan facebook mobility, google traffic, serta intensitas cahaya di malam hari dari NASA/NOAA. Dimana lewat satelit tersebut bisa mengukut aktivitas dan pergerakan masyarakat pada malam hari melalui intensitas cahaya, datanya berupa gambar pencitraan dari satelit NASA,” papar Ivan usai menghadiri video conference di ruang VIP Bale Kota Tasikmalaya, Minggu (11/7/2021).
Dia menjelaskan hasil evaluasi tersebut, mobilitas di Kota Resik masih dikisaran 10 sampai dengan 20 persen. Sementara akhir pekan lalu, Kota Tasikmalaya menempati urutan kedua terendah se-Jawa Barat dalam menekan mobilitas masyarakat.
”Jawa Barat secara umum memang baru sedikit yang sudah kuning, yakni penurunan mobilitas di kisaran 20 sampai dengan 30 persen,” tuturnya.
Hal tersebut yang diharapkan bisa dicapai setiap daerah yang tengah menjalankan PPKM Darurat sampai 20 Juli mendatang.
Di sisi lain, dia menceritakan belakangan sempat diinisiasi Satgas Covid-19 Kecamatan merekrut relawan untuk pengurusan jenazah. Namun, kelihatannya sulit untuk dilaksanakan sehingga Kota Tasikmalaya hanya bisa mengandalkan tim pemakaman jenazah dari BPBD.
Pemerintah Pusat, lanjut Ivan, berasumsi dan memberikan arahan terhadap daerah bahwa penurunan mobilitas penduduk minimal 30 persen bakal berdampak signifikan terhadap penurunan penyebaran Covid-19.
“Maka tim patroli kita akan terus bergerak, mengingatkan masyarakat untuk sementara menahan diri, mengurangi mobilitas kecuali untuk keperluan yang penting, tidak berkerumun dan patuhi protokol kesehatan lainnya,” kata dia.
Berdasarkan pantauan tim Satgas Covid-19 Kota Tasikmalaya, Ivan menilai di pusat kota jelas terjadi penurunan mobilisasi masyarakat. Mengingat potensi yang menarik warga beraktivitas di pusat kota, mayoritas sudah ditutup terkecuali jasa usaha di sektor esensial.
“Hanya mobilitas masyarakat di pinggiran kota, masih lumayan tinggi. Kami pun menganalisa, penyebabnya itu apa karena kota kita jalur lintasan daerah lain. Sebab Jalan Juanda, Jalan Raya Kawalu dan Cibeureum masih terpantau padat. Apakah itu yang mempengaruhi penilaian mobilitas kita masih tinggi,” analisisnya menjabarkan.
Ivan tidak menampik belakangan masih terjadi aktivitas warga di sejumlah jalur yang mengalami penyekatan. Menurutnya, beberapa aktivitas terpantau justru sengaja datang ke pusat kota, untuk melihat-lihat jalur yang biasanya pusat keramaian, berubah sepi.
“Iya kita juga dapat laporan, malah ada yang sengaja datang ke sana untuk berfoto, karena tidak biasanya pusat kota sepi. Mungkin ingin mengabadikan pemandangan langka,” ceritanya berseloroh.
“Nah para petugas sekarang ini dalam kondisi memprihatinkan, sehari kadang mereka lebih dari 10 jenazah yang harus diurus,” katanya.
Kategori :