Ketika Dunia Terkesima: Kisah Tim Antah Berantah yang Menaklukkan Liga Champions
Kolase Deco saat membela FC Porto dan playmaker Red Star Belgrade Dejan Savićević memegang trofi Liga Champions. istimewa-tangkapan layar ponsel--
BACA JUGA:Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Perkuat Satgas Kebencanaan di Desa Margalaksana Garut
Namun mereka berhasil menyingkirkan tim-tim kuat dan mencapai final melawan Bayern Munchen.
Meski kehilangan kiper utama Jimmy Rimmer di awal laga, pengganti mudanya Nigel Spink tampil gemilang, dan Villa menang 1-0 lewat gol Peter Withe.
Skuad Villa saat itu tidak bertabur bintang dunia, namun pemain seperti Dennis Mortimer, Tony Morley, dan Ken McNaught tampil luar biasa dalam perjalanan menuju puncak Eropa.
FC Porto 2003/04: Gebrakan Mourinho
BACA JUGA:Rakit Alat Pemusnah Sampah, Karang Taruna Tawang Ciptakan Solusi Mandiri untuk Kota Tasikmalaya
Musim 2003/04 menjadi musim penuh kejutan. Salah satu kisah paling dramatis datang dari FC Porto, klub asal Portugal yang dipimpin pelatih muda bernama José Mourinho.
Tidak banyak yang menjagokan mereka, namun Porto justru tampil luar biasa dan mengalahkan AS Monaco 3-0 di final.
Di balik kemenangan itu ada para pemain yang kemudian jadi bintang dunia.
Deco yang menjadi otak permainan, Ricardo Carvalho dan Paulo Ferreira di lini belakang, serta penyerang tajam Benni McCarthy.
Mourinho membentuk tim yang solid, cepat, dan berani, yang kemudian membuka jalannya ke Chelsea dan kejayaan lebih besar.
Runner-Up yang Menggetarkan
Beberapa tim ‘kuda hitam’ memang gagal menjadi juara, tapi tetap menggetarkan dunia.
AS Monaco (2003/04) yang diperkuat Fernando Morientes, Ludovic Giuly, dan Jérôme Rothen, mengalahkan Real Madrid dan Chelsea sebelum takluk dari Porto.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: