Polda Metro Baru Ciduk 49 Preman
Reporter:
ocean|
Jumat 11-06-2021,17:15 WIB
RADARTASIK.COM, JAKARTA — Instruksi sapu bersih preman Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo cepat ditindaklanjuti Polda Metro Jaya. Hasilnya? Sebanyak 49 preman yang melakukan pungutan liar (pungli) ditangkap.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan preman yang diamankan ada 49 orang dengan perannya masing-masing dengan kelompok dan pos masing-masing.
”Dari ruang lingkup Polres Jakut (Jakarta Utara) mengamankan 42 orang dan Polres Pelabuhan Tanjung Priok 7 orang,” ujarnya, Jumat (11/06/2021).
Menurut dia, pelaku pungli ini tersebar di beberapa titik atau dikenal dengan pos yang berada di sepanjang jalan menuju pelabuhan.
Mereka masing-masing meminta uang dari para sopir truk kontainer yang lewat.
Dia mencontohkan ada lima pos di Fortun. Di pos 1 di pintu masuk sekuriti harus bayar Rp 2.000. Kemudian pos 2 masuk. Biayanya masuk lagi Rp 2.000. Masuk ke pos 3, itu harus bayar Rp 2.000-5.000.
”Ini saya ambil kecilnya karena kalau siang itu beda dengan malam, pengawasan siang lebih ketat,” ujarnya.
Pengawasan bayar minimal Rp 5.000. Terakhir keluar depo harus bayar lagi Rp 2.000. Jadi, total di Fortune ini sekitar Rp 15.000. Sehari bisa 300 kendaraan kontainer. Coba dikalikan. Sekitar Rp 6 juta yang dikeluarkan oleh sopir-sopir.
Kemudian perusahaan DKM, ada empat pos. Total semua per satu kontainer ada Rp 11.000. Sehari bisa Rp 350-500 ribu untuk kendaraan per satu kontainer.
”Belum lagi preman-preman yang di luar itu sengaja buat macet, kemudian ketok kaca minta uang,” lanjutnya.
Kabid Humas mengatakan pihaknya sudah membentuk tim untuk mengusut para pelaku pungli. Dia menyebut tidak menutup kemungkinan para pelaku ini ada kerja sama dengan para karyawan di pelabuhan.
”Saya katakan ini baru di permukaan, perintah Pak Kapolda Metro Jaya bentuk tim kemarin usai adanya keluhan sopir truk. Kami amankan pelaku-pelaku ini. Karena minta Pak Kapolda bentuk tim, susul. Kita ungkap semua,” janji dia.
”Makanya, tim ini bergerak dan kami lakukan rapat koordinasi karena ini rata-rata karyawan. Kita akan rapat dengan stakeholder terkait, apa yang jadi pokok masalah di sini kenapa terjadi macet,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menelepon Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, setelah mendapat keluhan dari para sopir truk soal maraknya pungutan liar (pungli) dan preman di Tanjung Priok.
Setelah ada telepon Jokowi, 24 preman langsung ditangkap di dua lokasi, yakni PT Dwipa Kharisma Mitra Jakarta KBN Marunda dan Depo PT Greating Fortune Container (GFC).
”Pak Kapolri, pagi. Nggak... ini saya di Tanjung Priok banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar, pungli, di Fortune, di NBC PT, kemudian di Depo Dipa. Pertama itu. Yang kedua, juga kalau pas macet itu, banyak driver yang dipalak sama preman-preman. Ini keluhan ini, tolong bisa diselesaikan, itu aja Pak Kapolri,” kata Jokowi seperti dalam video yang disiarkan YouTube Setpres, Kamis (10/06/2021).
”Siap laksanakan, Bapak,” jawab Kapolri.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, MSi, kemudian merespons cepat instruksi Presiden Joko Widodo. Dia meminta jajarannya menuntaskan praktik pungli dan premanisme yang di Tanjung Priok. (gw/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: