Polisi Turun Tangan Terkait Antrean di McD Saat Launching Menu BTS Meal

Polisi Turun Tangan Terkait Antrean di McD Saat Launching Menu BTS Meal

RADARTASIK.COM, JAKARTA — Kepolisian Republik Indonesia (Polri) ikut turun tangan menindaklanjuti peristiwa antrean panjang yang terjadi di sejumlah gerai restoran cepat saji McDonald's (McD) di Tanah Air. Sebab, antrean kala launching atau perilisan menu baru BTS Meal via ojek daring itu telah menyebabkan kerumunan di sejumlah gerai McD.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Argo Yuwono mengatakan bahwa Polri bersama TNI telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan edukasi agar jangan sampai antrean di restoran cepat saji tersebut menjadi kerumunan yang dapat menyebabkan penularan COVID-19.

“Polri bersama TNI berkoordinasi dengan pemda untuk memberikan edukasi terhadap kejadian tersebut,” kata Argo seperti dirilis Antaranews.

Menurut Argo, upaya-upaya yang dilakukan secara soft approach memastikan manajemen gerai tidak menimbulkan kerumunan yang dapat melanggar protokol kesehatan.

Terkait dengan apakah akan ada upaya penegakan hukum, Argo mengatakan akan mengomunikasikan terlebih dahulu dengan gugus tugas COVID-19. “Hal ini juga dikomunikasikan ke gugus tugas COVID-19,” ujar Argo.

Seperti yang ramai diberitakan di media dan juga media sosial, terjadi antrean pengemudi ojek daring di sejumlah gerai McD di Tanah Air membeli pesanan BTS Meal.

McD merilis menu baru BTS Meal yang langsung diserbu oleh pengemudi ojek daring sehingga terjadi kerumunan. Menu baru ini bisa dibeli lewat aplikasi layanan pesan antar makanan seperti Shopeefood, GoFood, dan Grabfood. Selain itu, pembeli juga bisa memesan lewat aplikasi McDonalds.

McD merilis menu baru BTS Meal yang langsung diserbu oleh pengemudi ojek daring sehingga terjadi kerumunan. Menu baru ini bisa dibeli lewat aplikasi layanan pesan antar makanan seperti Shopeefood, GoFood, dan Grabfood. Selain itu, pembeli juga bisa memesan lewat aplikasi McDonalds.

Jika ingin membeli langsung, pembeli hanya bisa membeli lewat layanan tanpa turun (lantatur) atau drive thru.
 
Antrean ojol di gerai McD ini dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Tangerang, Semarang, Bandung, Depok, Bogor, Tasikmalaya, Cirebon dan Kota Malang, Jawa Timur. Beberapa di antaranya ada yang disegel.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menegaskan pihaknya tidak segan-segan akan memberikan sanksi kepada pihak restoran telah menimbulkan kerumuman dan melanggar aturan protokol kesehatan. 

"Apabila itu tidak diperhatikan (protokol kesehatan) tentu kami tidak segan-segan memberikan sanksi kepada siapa saja, termasuk kepada restoran," tegas Riza.

Dikatakan dia, semestinya pihak pengusaha atau pengelola restoran dapat menyiapkan langkah antisipasi terjadinya kerumunan.
"Harus diantisipasi, harus memiliki perkiraan yang baik (terhadap) program yang dilaksanakan. Berapa yang mungkin hadir, bagaimana antisipasinya agar tidak terjadi kerumunan interaksi yang dapat menimbulkan penularan COVID-19," tuturnya. 

"Kami minta semua restoran, badan usaha lain launching apa pun kegiatannya yang berpotensi dapat menimbulkan keramaian apalagi kerumunan, mohon menjadi perhatian tetap dilaksanakan protokol kesehatan," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, Pemprov DKI telah memberi sanksi belasan outlet atau gerai McDonald's imbas kerumunan ojol saat membeli BTS Meal. Di antaranya, 5 gerai di Jakarta Barat dan 5 gerai di Jakarta Pusat ditutup sementara. Serta 4 gerai McDonald's di Jakarta Selatan juga diberi sanksi teguran tertulis.

Jauh sebelumnya kasus kerumunan di gerai McD juga pernah terjadi pada bulan Mei 2020. Kerumunan McD Sarinah terjadi pada masa pandemi COVID-19 dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) oleh Pemerintah.

Kerumunan tersebut terjadi bertepatan dengan hari terakhir McD Sarinah beroperasi. Akibat peristiwa tersebut, McD Sarinah didenda Rp10 juta karena menggelar seremoni penutupan gerai saat PSBB. (antara/dtk/red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: