Aksi Kreatif Pemuda Kota Tasik, Tampung Sepatu Bekas untuk Bantu Sesama

Aksi Kreatif Pemuda Kota Tasik, Tampung Sepatu Bekas untuk Bantu Sesama

Sejumlah pemuda kreatif di Kota Tasikmalaya melakukan penggalangan sepatu bekas untuk didistribusikan kepada warga yang membutuhkan. Dalam rentang waktu seminggu, sudah terkumpul sekitar 100 pasang.


Gerakan sosial itu diinisiasi oleh Sandi Hendrayana, Owner tempat pencucian sepatu “Oh My Shoes”. Hal itu dimulai ketika dia mendapati banyak sepatu yang sudah tidak dipakai di rumahnya.

Berhubung dia memiliki sarana sepatu-sepatu bekas itu pun dibersihkan untuk diberikan kepada warga yang membutuhkan. Karena sebelumnya Sandi juga aktif dalam gerakan sosial sedekah makanan dan santunan.

Menurut Sandi, sepatu merupakan salah satu kebutuhan sandang masyarakat. Meskipun sepele, setiap orang idealnya memiliki sepatu baik untuk dipakai sehari-hari atau keperluan tertentu. “Seperti sepele, tapi menurut saya semua orang membutuhkannya untuk melindungi kaki dalam beraktivitas,” katanya.

Akhirnya, Sandi pun mengajak beberapa rekannya melakukan penggalangan sepatu bekas layak pakai. Hal itu mendapat respons positif, sehingga kini sudah terkumpul sekitar 100 pasang sepatu.

Rencananya, dia menargetkan sepatu untuk para pelajar, mengingat pembelajaran tatap muka segera dilakukan. Akan tetapi yang terkumpul didominasi oleh sepatu kerja dan sepatu gaya. “Jadi sasarannya bukan hanya pelajar lagi, tapi lebih kepada masyarakat umum yang membutuhkan,” terangnya.

Kebanyakan sepatu masih tergolong utuh, hanya saja sudah usang karena lama tidak dipakai dan dicuci. Sehingga dengan proses pencucian, sepatu-sepatu bekas itu masih cukup bagus. “Ada juga yang perlu kita lem, jadi sebagian harus kita perbaiki sedikit-sedikit,” katanya.

Beberapa sepatu, kata Sandi, merupakan produk bermerek dan original. Harga kondisi baru sepatu-sepatu itu bisa mencapai ratusan ribu bahkan jutaan. “Kalau yang original, sepatu juga lumayan harganya,” jelasnya.

Selain gerakan sosial membantu warga yang membutuhkan sepatu, Sandi dan kawan-kawannya pun punya misi pengurangan limbah. Karena tidak bisa dipungkiri, sepatu-sepatu yang tidak lagi dipakai pada akhirnya semakin rusak dan menjadi limbah.

“Banyak juga kan yang di rumahnya sepatunya menumpuk dan enggak lagi dipakai,” terangnya.

Untuk pendistribusian, rencananya akan dilakukan setelah sebulan penggalangan. Karena perlu proses pembersihan dan perbaikan terlebih dahulu. “Jangan sampai kita menyebar penyakit juga dengan membagikan sepatu kotor,” tuturnya.

Rekan Sandi, Aweng berharap gerakannya bisa menggugah masyarakat yang memiliki sepatu layak pakai yang tidak lagi digunakan. Mereka tidak bermasalah ketika memang harus memperbaiki dan membersihkan sepatu bekas. “Ya kita berjalan saja, kalau yang belum sempat dibersihkan berarti kita simpan dulu untuk pembagian selanjutnya,” terangnya.

Ada pun sasaran pemberiannya diutamakan warga yang kurang mampu, khususnya anak-anak di panti asuhan. Jika warga membutuhkannya namun luput dari pemberian secara massal bisa langsung datang ke Oh My Shoes. “Kalau memang membutuhkan bisa datang ke kami,” pungkasnya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: