Keberadaan PKL di Cihideung, Pedagang Bilang Begini..

Keberadaan PKL di Cihideung, Pedagang Bilang Begini..

CIHIDEUNG - Para Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Cihideung tampaknya tidak memahami secara utuh kebijakan pemerintah untuk kawasan tersebut. Mereka merasa sudah difasilitasi pemerintah untuk menempatkan lapak berupa gerobak secara permanen.


Pantauan Radar di lokasi, para PKL di jalur itu beraktivitas seperti biasa pada Rabu siang (26/5/2021). Jalur itu terdapat dua baris lapak dagangan, sehingga badan jalan yang diambil cukup lebar sekitar 5-6 meter.

Selain badan jalan sebagian pedagang pun menempati trotoar dan menjajakan barang dagangannya. Meski tidak sampai menutup jalur pejalan kaki, tak ayal ruang pedestrian itu menjadi semakin sempit.

Salah seorang PKL di Jalan Cihideung, Endang Haryono (41), mengaku dari awal penataan, Pemkot memang menetapkan dua jalur. Dia mendapatkan posisi gerobak di baris kedua dari trotoar. “Tapi di situ (lapaknya) susah dapat pembeli,” ujarnya kepada Radar, Rabu (26/5/2021).

Akhirnya, dia memindahkan sebagian barang dagangannya ke trotoar. Menurutnya, hal itu lebih baik dari pada diisi oleh pedagang baru. ”Karena kalau kosong, pasti diisi oleh pedagang dari luar,” terangnya.

Disinggung kenapa lapaknya dipermanenkan, lanjut Endang, karena difasilitasi pemerintah. Bahkan, kata dia, bukan hanya memberikan gerobak, Pemkot juga memberikan lahan untuk atap, sehingga diasumsikan PKL lapak dagang tersebut bisa menjadi permanen. “Atapnya dari Pemkot, pedagang memasang kayu-kayu untuk memperkuatnya,” ujar dia menceritakan.

Ketika ditanya adakah pembinaan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya? Endang menyebutkan hal itu biasanya disampaikan kepada perwakilan peA­dagang. Selanjutnya, diA­seA­barkan dari mulut ke mulut sesama pedagang. “Misal supaya tetap bersih dan rapi,” tuturnya.

Hal serupa juga diA­ungkapkan Dodi Hendari (35), PKL di kawasan tersebut. Dia mendapatkan lapak yang menempel dengan trotoar jalan. “Jadi lumayan (dagangan) cukup ramai,” terangnya.

Dodi mengaku tidak pernah mendapat pembinaan langsung dari pemerintah. Biasanya informasi apapun akan disampaikan kepada perwakilan dan diteruskan ke pedagang lainnya secara alamiah. ”Jadi kadang ada juga informasi yang tidak sampai ke semua pedagang,” tuturnya.

Soal adanya dugaan lapak yang diperjualbelikan, dia mengaku tidak tahu menahu mengenai itu. Karena setahu dia, pedagang yang ada di kawasan tersebut masih pedagang-pedagang lama. ”Paling kalau ada yang sudah enggak dagang, biasanya dipakai oleh pedagang di pinggirnya supaya jadi lebih besar,” pungkasnya.

Beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Cihideung yang diberi bantuan gerobak oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya diketahui menyewakan kembali gerobak tersebut ke PKL lain yang tidak diberi bantuan.

Dari penelusuran Radar, kepada PKL di kawasan tersebut mengakui ada beberapa penerima bantuan justru menyewakan lapaknya dan memilih berjualan di tempat lain.

Salah seorang PKL yang namanya enggan disebutkan mengaku praktek menyewakan gerobak sudah berlangsung lama, bahkan dirinya sempat ditawari salah seorang PKL penerima bantuan gerobak untuk menyewakan lapaknya. “Sudah lama sebenarnya hal itu terjadi, dan tidak sedikit yang melakukan sewa menyewa lapak tersebut,” ungkapnya saat diwawancarai Radar, Senin (24/5/2021).

Menurut dia, disewakannya lapak tersebut saat pemilik gerobak tidak berjualan atau libur. Namun beberapa lagi justru kembali berjualan di trotoar saat lapaknya disewakan. “Infonya ada juga yang dijual ke PKL lain. Harganya sendiri saya tidak tahu betul karena hanya mendengar saja,” terangnya.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya, H Denny Romdoni mengatakan siapa pun tidak bisa menutup mata melihat kondisi PKL Cihideung. Terlebih keberadaannya berada di pusat Kota Tasikmalaya. “Hasilnya Kota Resik jadi kota tidak resik,” ujarnya kepada Radar, kemarin.

Dia menilai kondisi PKL di Jalan Cihideung efek dari pembiaran sejak awal. Sehingga, yang awalnya mereka berjualan dengan gerobak kini sudah membuka lapak yang menetap. “Kalau dibina secara rutin dari awal, mereka tidak akan jadi liar,” ucapnya.

Maka dari itu, Denny meminta pemerintah kota harus menunjukkan sikap tegas. PKL di Jalan Cihideung harus dievaluasi dan ditata sesuai dengan regulasi yang ada. “Termasuk didata lagi, khawatirnya ada jual beli lapak di sana,” tuturnya.

Selain PKL Jalan Cihideung, hal serupa juga harus dilakukan ke PKL di kawasan lainnya. Karena pada prinsipnya PKL bukan hanya di kawasan Jalan Cihideung saja. “Nanti ada kecemburuan kalau tebang pilih,” katanya. (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: