24 Warga Bungbulang Garut Positif Covid-19, Satgas Isolasi Kampung

24 Warga Bungbulang Garut Positif Covid-19, Satgas Isolasi Kampung

TAROGONG KIDUL — Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut menemukan 24 warga di Kecamatan Bungbulang terkonfirmasi positif Covid-19. Tim Satgas Covid-19 pun melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di salah satu kampung di Kecamatan Bungbulang itu.


“Kita berlakukan PPKM ini selama 10 hari ke depan,” ujar Humas Satgas Covid-19 Kabupaten Garut Yeni Yunita kepada wartawan, Kamis (20/5/2021).

Yeni menerangkan untuk warga yang saat ini sudah terpapar Covid-19, dua orang dirawat di RSUD dr Slamet karena memiliki gejala dan 22 orang menjalani isolasi mandiri di sebuah gelanggang olahraga (gor) milik desa. “Yang diisolasi di gor desa ini tidak memiliki gejala, mereka hanya positif saja,” ujarnya.

Menurut Yeni, diduga awal warga di Kecamatan Bungbulang terpapar Covid-19 dari adanya warga yang mudik dari Kota Cimahi ke Bungbulang. “Pemudik ini sebelum pulang ke Bungbulang sempat diisolasi karena Covid-19, namun sudah dinyatakan sembuh. Sehingga warga ini mudik,” katanya.

Saat berada di Bungbulang, pemudik tersebut bertemu kedua orangtuanya. Setelah itu kembali ke Cimahi. Namun, setelah pemudik tersebut pulang, orangtuanya jatuh sakit. Saat orangtuanya sakit, banyak warga yang menjenguk.

“Setelah beberapa hari sakit, gejalanya mengarah ke Covid, akhirnya di-swab dan dinyatakan positif. Kemudian di-tracing hingga ada 24 orang yang juga positif,” katanya. Yeni menerangkan tim dari Dinas Kesehatan telah diturunkan kembali ke kampung tersebut.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani membenarkan 24 warga Kecamatan Bungbulang yang terpapar Covid-19. Namun, dirinya belum bisa memastikan dari pemudik yang datang menengok orangtuanya atau bukan.

“Awalnya ada orangtua dikunjungi anaknya dua minggu lalu dari Bandung, anaknya pernah positif, tapi bulan Januari,” katanya.

Jadi menurut Leli, bisa jadi bukan karena itu. Bisa jadi dari yang lain karena di dekat rumahnya juga ada tempat wisata pemandian atau aktivitas lain. “Disana kan ada tempat wisata pemandian, bisa juga dari sana atau aktivitas lainnya. Penyebabnya darimana kita belum bisa mastikan,” katanya.

Leli mengakui kasus tersebut terungkap awalnya dari orangtua yang sakit dan diketahui belakangan Covid hingga saat ini dirawat di rumah sakit. Setelah di-tracing, ada 24 warga yang juga positif dalam satu RW tersebut.

Soal lockdown di kampung tersebut, Leli mengaku masih akan melakukan kajian mengingat saat ini sulit menerapkan hal tersebut di masyarakat. “Lagi dikaji, kalau PPKM mikro harus dikaji, tapi sekarang kan susah juga,” katanya.

Leli mengatakan akan melakukan pemeriksaan secara acak untuk warga di RW tersebut. Bagi mereka yang negatif, diperbolehkan beraktivitas, sementara yang positif dikarantina. (yna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: