Kurang Sehat, BUMDes di Kota Banjar Akan Direvitalisasi

Kurang Sehat, BUMDes di Kota Banjar Akan Direvitalisasi

BANJAR — Hasil audit kinerja yang dilaksanakan Inspektorat Kota Banjar sebelumnya menemukan banyaknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) kurang sehat. Rata-rata BUMDes tersebut sudah tidak melaksanakan usahanya.


Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kesbangpol Kota Banjar Sahudi MH, MSi mengatakan hasil audit kinerja tersebut bisa menjadi dasar untuk revitalisasi BUMDes.

“Gayung bersambut, karena kita juga ada rencana untuk revitalisasi, namun kemarin-kemarin ada kesulitan dalam posisi keuangan BUMDes yang tidak jelas. Dengan adanya audit kinerja ini bisa jadi kelihatan. BUMDes mana yang harus direvitalisasi,” kata Sahudi, Selasa (18/5/2021).

Ia menjelaskan langkah awal untuk melakukan pembenahan terhadap BUMDes yakni dengan menata kembali struktur organisasinya. Kemudian mendaftarkan BUMDes menjadi badan hukum ke Kemenkumham.

“Kami melangkah ke pembenahan organisasi kelembagaannya. Kemudian mendaftarkan menjadi badan hukum sesuai amanat Permendes nomor 11 tahun 2021. Karena saat ini BUMDes masih berbadan usaha,” katanya.

Ia menjelaskan dari 16 BUMDes, hanya dua yang dianggap sehat dan masih melaksanakan usahanya, yakni BUMDes Kujangsari dan Mekarharja.

“Rata-rata mati suri karena usaha yang dijalankan BUMDes itu macet. Usahanya bergerak di bidang simpan-pinjam. Untuk itu ke depan kita arahkan BUMDes melakukan bisnis yang jelas profitnya, tidak berisiko seperti usaha simpan-pinjam,” kata dia.

Ia menambahkan bagi BUMDes yang akan kembali direvitalisasi tidak akan diberi suntikan modal usaha dari pemkot. “Modal akan diserahkan ke pihak desa karena punya Dana Desa (DD) dan Anggaran Dana Desa (ADD). Pemkot tidak akan memberikan suntikan modal lagi,” kata dia.

Inspektur Kota Banjar Agus Muslih MMKes mengatakan rata-rata Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Kota Banjar kurang sehat. Hal itu diketahui setelah pihaknya melaksanakan audit kinerja terhadap 16 BUMDes mulai Februari 2021.

“Hasil audit kinerja yang kami laksanakan terhadap 16 BUMDes yang ada di Kota Banjar, rata-rata kondisinya kurang sehat. Penyebabnya karena usaha BUMDes yang bergerak dalam bidang simpan-pinjam itu macet kurang lebih Rp 15 miliar,” kata Agus Muslih.

Kemudian, kata dia, rata-rata BUMDes di Kota Banjar bergerak dalam bidang simpan-pinjam. Total ada sembilan BUMDes yang kondisinya stagnan atau mengalami kemacetan usaha, lima di antaranya mati suri.

“Hanya satu desa yang sehat yakni BUMDes Mekarharja. Kemacetan salah satunya terjadi dari pihak debitur yang miliki persepsi bahwa simpan pinjam ke BUMDes termasuk riba,” katanya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: