Sekretaris Pengcab Perbakin Kabupaten Tasikmalaya Nana Sumarna mengatakan, pihaknya sangat kerepotan dengan kondisi belum cairnya anggaran untuk pembinaan atlet dan stimulan bagi cabor jelang Babak Kualifikasi Porprov Jabar 2022.
“Ya kami sangat mengeluhkan, karena di tengah akan dilaksanakannya pesta olahraga anggaran belum kunjung turun. Dampaknya jelas ritme untuk latihan atlet dan lainnya cukup terganggu,” ujarnya, menjelaskan.
Padahal, kata dia, persiapan untuk menghadapai Porprov Jabar 2022 ini sudah dilakanakan jauh-jauh hari. Namun, sekarang menjelang babak kualifikasi dan pelaksanaan porprov penunjang dalam pembinaan atlet menjadi kendala.
“Kalau sistem pengasuhan atlet yang tidak teratur jelas akan mengganggu kondisi dari fisik atlet itu sendiri. Karena penunjang bagi atlet itu belum terjamin, baik dari pemenuhan asupan nutrisi dan kebutuhan lainnya,” ujarnya kepada Radar, Minggu (16/5/2021).
Kemudian, lanjut Nana, akhirnya para pengurus cabor sepakat untuk mencari dana talang supaya ritme dalam latihan atlet tidak terganggu. “Ya kami terpaksa mencari pinjaman, karena babak kualifikasi dan pelaksanaan porprov sudah di depan mata. Kalau sampai terhenti karena ketidakadaan anggaran sangat disayangkan sekali,” kata dia.
“Akhirnya untuk menutupi operasional yang cukup besar ini kita pinjam atau menggunakan dana talang, karena persiapan harus tetap dilaksanakan. Maka dari itu kami sangat berharap pemerientah segera bisa merealisasikan anggaran ini supaya persiapan bisa lebih maksimal,” kata dia, menjelaskan.
Binpres Cabor Aeromodelling Kabuipaten Tasikmalaya Dhimas Maula Bayu Aji mengatakan, pihaknya juga mengeluhkan belum kunjung cairnya anggaran untuk pembinaan atlet, padahal babak kualifikasi porprov sudah di depan mata. “Apalagi untuk babak kualifikasi cabor aeromodelling akan diselenggarakan di Kabupaten Tasikmalaya, rencannya Juli 2021.
“Bahkan ada beberapa cabor yg sudah mengikuti BK porda d luar daerah Tasik menggunakan dana talang. Sampai saat ini kita masih menunggu saja, solusi paling nyari dana talang kalau pun ada itu juga. Kalo tidak ada, ya seadanya saja,” ujarnya.
Menurut dia, ketika dalam hasil porprov tidak maksimal, pihaknya tidak bisa apa-apa. Karena, selama ini dari cabor dan KONI sudah berusaha semaksimal mungkin.
“Ya kalau hasilnya tidak memuaskan, yang malu bukan hanya cabor saja, melainkan semua warga Kabupaten Tasikmalaya, terutama pemangku kebijakan yang kurang memperhatikan dunia olahraga di Kabupaten Tasikmalaya,” ujarnya.
Padahal, kata dia, jika dilihat dari prestasi porda sebelumnya Kabupaten Tasikmalaya cukup berprestasi dengan menduduki peringkat delapan, itu pun diraih dengan fasilitas dan penunjang yang seadanya atau bahkan sangat minim.
Ketika ditanya kebutuhan cabor untuk babak kualifikasi dan porprov? Dhimas menjelaskan kalau itu tergantung dari cabor itu sendiri, karena pasti berbeda-beda kebutuhannya. Termasuk setiap atlet pun pasti berbeda kebutuhannya, seperti atlet binaan, atlet potensi medali dan atlet target medali pasti berbeda besaran pembinaannya,” kata dia.
Ketua Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Jawa Barat Kabupaten Tasikmalaya, Hally Kemal Pasya menambahkan, belum cairnya anggaran pembinaan atlet jelang babak kualifikasi Porprov Jabar 2022 menjadi kendala yang dialami cabor saat ini.
“Kami pun bingung dengan kondisi ini. Mudah-mudahan syawal bisa lancar. Kami membeli alat 3 set yang menelan biaya cukup besar harus menggunakan dana talang dulu, karena peralatan itu sangat penting,” kata dia.
Menurut dia, jika tidak ada anggaran dan dana talang dari cabor tentunya akan menghambat terhadap penyelenggaraan BK Porprov 2022. “Kami juga merasa khawatir kepada KONI juga, di sisi lain dituntut untuk berprestasi. Namun di sisi lain anggaran tidak ada,” ujar dia.
(obi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News