Beberapa Wilayah di Kota Tasik Mulai Kekurangan Air Bersih
Reporter:
syindi|
Senin 17-05-2021,15:30 WIB
TAWANG — Masyarakat Kota Tasikmalaya diminta mewaspadai kondisi cuaca ekstrem, di masa peralihan musim penghujan menuju kemarau. Suhu udara beberapa pekan terakhir, mulai terasa memanas dan beberapa wilayah mulai kekurangan tersedianya air bersih.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kota Tasikmalaya Harisman mengatakan saat ini wilayah Kota Resik baru saja melewati peralihan musim.
Masyarakat harus mengantisipasi cuaca ekstrem yang biasanya diiringi kondisi alam yang berubah dan rentan terjadi bencana.
“Ini harus diwaspadai bersama. Kita pun terus mengetatkan koordinasi dengan relawan di setiap wilayah serta meningkatkan pemantauan dan respons informasi masyarakat,” kata Harisman, Minggu (16/5/2021).
Menurut dia, beberapa hari terakhir dua kelurahan sudah mulai melaporkan potensi kekeringan. Pekan ini, kata dia, BPBD berencana melaksanakan pendataan titik-titik rawan kekeringan, sebagai persiapan ketika musim kemarau mulai melanda dan berdampak kurangnya ketersediaan air bersih di masyarakat.
“Insya Allah pekan ini juga kita mulai pendataan kaitan kekeringan. Ketika durasi kemaraunya cukup panjang, biasanya banyak titik terdampak, berdasarkan data di tahun-tahun sebelumnya,” tuturnya.
Harisman mengungkapkan Rabu (19/5/2021) mendatang BPBD Kota Tasikmalaya akan mengikuti rapat koordinasi di tingkat provinsi, berkenaan persoalan kekeringan. Merespons prakira cuaca (prakicu) dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa titik di zona musim, seperti Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat, sudah memasuki musim kemarau sejak April lalu.
“Melihat prakicu dari BMKG juga untuk Tasikmalaya dan sekitarnya diprediksi sudah memasuki kemarau dalam waktu dekat. Kita akan koordinasi di level provinsi dalam merespons kondisi ini dan tindaklanjut penanggulangannya bagi daerah,” ujar Harisman.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya H Undang Hendiana menambahkan beberapa waktu lalu sudah melatih relawan yang merupakan warga sipil, dalam menghadapi potensi bencana dan dampak kondisi alam.
Mereka akan memonitor wilayah masing-masing ketika terjadi hal-hal yang membutuhkan penanggulangan, untuk dikoordinasikan dengan pemerintahan setempat dan BPBD.
“Insya Allah persiapan sudah kita matangkan. Rekan-rekan relawan di setiap wilayah tentu akan sigap menanggapi kondisi sekitar lingkungannya ketika terjadi hal-hal berkaitan kebencanaan,” katanya.
Dia menambahkan ketika suatu wilayah mulai mengalami kesulitan air bersih, bisa melaporkan melalui kelurahan setempat untuk dikoordinasikan dengan BPBD. Pihaknya akan melaksanakan survei kemudian mendistribusikan bantuan. “Mekanisme seperti tahun-tahun sebelumnya, dikoordinasikan lewat kelurahan setempat dan nanti kita akan cek,” jelas dia.
(igi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: