Sementara itu, sekitar 400 jemaah An-Nadzir Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), juga menggelar Shalat Idul Fitri 1442 Hijriah, Rabu (12/5).
Jemaah An-Nadzir Salat Ied di halaman masjid perkampungan mereka di Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Rabu (12/5). An-Nadzir dipimpin Ustaz Samiruddin Pademmui.
Sementara itu, kelompok ketiga umat Islam yang menggelar Salat Idul Fitri hari ini ada di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Jember, Jawa Timur. Salat Idul Fitri dilaksanakan di 3 lokasi di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) Mahfilud Duror.
“Yakni untuk jemaah laki-laki di masjid besar, kemudian yang perempuan di langgar (surau) perempuan. Kemudian satu lagi di masjid belakang pondok juga ada. Jadi ada 3 lokasi beda,” kata Pengasuh Ponpes Mahfilud Duror, KH Ali Wafa usai salat Id, Rabu (12/05/2021).
Menurutnya, ponpesnya selama ini menggunakan kitab Nuzhatu Al Majaalis Wa Muntakhobu Al Nafaais sebagai patokan. Dan itu sudah menjadi pegangan secara turun temurun oleh kiai dan pengasuh ponpes Mahfilud Duror.
Adapun kelompok keempat yang menggelar Salat Idul Fitri Rabu pagi adalah Jemaah Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah yang berada di Pondok Pesantren Darusshofa, Marindal, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut) .
Dewan Mursidin Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah, Syekh Muda Markum mengatakan, pihaknya menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriah dengan metode Hisab Qamariyah.
Dari perhitungan tersebut, ditetapkan Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah pada Rabu (12/05/2021). “Kami, jemaah Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah di Medan dan Deli Serdang, Salat Idul Fitri hari ini,” katanya.
Diterangkannya, saat ini mereka tidak melaksanakan Salat Idul Fitri di Bandar Tinggi, Simalungun. Hal ini dikarenakan adanya penyekatan yang dilakukan pemerintah.
Khusus di Medan dan Deli Serdang, Salat Idul Fitri dipusatkan di Pondok Pesantren Darusshofa Marindal.
“Saat salat, kami para jemaah dibatasi dan diwajibkan mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19,” terangnya.
Diharapkan Markum, meskipun Tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliyah memiliki perbedaan terkait Idul Fitri 1442 H, hal tersebut jangan dijadikan perdebatan, melainkan rahmat.(ral/int/pojoksatu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News