155.000 Personel Siap Halau Pemudik
Reporter:
ocean|
Rabu 05-05-2021,14:50 WIB
JAKARTA — Polri akan menggelar Operasi Ketupat mulai tanggal 6 hingga 17 Mei 2021. Karena pandemi Covid-19 belum berakhir, pelaksanaan operasi ketupat kali ini akan diperketat untuk menghalau para pemudik.
Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Istiono mengatakan dalam pelaksanaan Operasi Ketupat 2021, jumlah personel yang akan diterjunkan sebanyak 155.000 orang.
Mereka terdiri atas 90.502 personel Polri dan 11.533 personel TNI serta 52.880 personel instansi terkait.
”Instansi terkait ini seperti Satpol PP, Dishub, Dinkes, Pramuka, Jasa Raharja dan lain-lain,” katanya saat gelar pasukan Operasi Ketupat 2021 di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (05/05/2021).
Dalam operasi ini, semangat yang ingin ditanamkan adalah upaya Polri dalam mencegah Covid-19 melalui penyekatan dan penegakan protokol kesehatan (prokes).
”Prioritas kami langkah preventif secara humanis sehingga masyarakat mematuhi prokes, laksanakan penegakan hukum upaya yang terakhir kepada oknum yang menciptakan kluster baru Covid-19," tegasnya.
Upaya penyekatan untuk menghalau pemudik disiapkan 381 pos mulai dari Sumatera Selatan hingga Bali. Penyekatan akan dimulai dari pukul 00.00 WIB.
”Dalam amanat Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Operasi Ketupat 2021 dilakukan juga untuk menindaklanjuti larangan mudik yang diberlakukan pemerintah. Larangan tersebut untuk melindungi segenap masyarakat Indonesia dari paparan Covid-19.
”Keputusan ini diambil karena beberapa hal, misalnya kenaikan kasus setelah libur panjang, termasuk 90,3 persen salah satunya pada tahun 2020 setelah Idul Fitri,” ujar Istiono.
Istiono juga mengingatkan agar ”tsunami Covid-19” di India jangan sampai terjadi di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengingatkan pentingnya sinergitas antarstakeholder dalam memastikan pengendalian COVID-19.
”Dalam masa pengendalian ini kami berterima kasih kepada Kakorlantas, Jasa Marga dan semua stakeholder yang melakukan ini. Karena koordinasi dilakukan dengan apik. Itulah arahan dari Bapak Presiden. Kita harus koordinasi, kolaborasi dan jaga soliditas agar di lapangan bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan segala bentuk aktivitas mudik, termasuk mudik lokal, ditiadakan selama Ramadan dan Idul Fitri 1442 Hijriah.
”Pemerintah sepakat untuk meniadakan mudik apa pun bentuknya. Mohon jajaran pemerintah daerah dan masyarakat untuk dapat menjadi agen promosi kesehatan yang baik dengan berlandaskan satu narasi dari pemerintah,” katanya.
Wiku menjelaskan kegiatan mudik untuk bertemu sanak saudara sangat terkait dengan interaksi fisik langsung yang merupakan cara virus corona menular lebih cepat.
Dia mencontohkan penularan karena bersalaman, berpelukan ataupun interaksi fisik lainnya yang kerap terjadi dalam pertemuan fisik secara langsung.
Hal itu, sering tidak bisa terhindarkan, bahkan terhadap orang yang sebenarnya memahami protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19 3M (menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan). (gw/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: