Pencurian Ternak yang Disembelih di TKP Sulitkan Polisi Tasikmalaya
Reporter:
syindi|
Rabu 05-05-2021,17:00 WIB
MANGUNREJA — Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Tasikmalaya masih mengejar jejak pelaku pencurian hewan ternak yang menyembelihnya di lokasi. Pasalnya, sudah dua TKP terjadi pencurian ternak dengan modus yang sama.
Kata dia, kasus pencurian dengan modus disembelih di lokasi terjadi di Kecamatan Bojongasih dengan sasaran hewan domba. Kemudian kasus sebelumnya di Kecamatan Taraju dengan targetnya kerbau. Keduanya terjadi pada Bulan Ramadan dan masih dalam penyelidikan.
Lanjut dia, Satreskrim dibantu polsek-polsek setempat yang menjadi titik lokasi pencurian hewan ternak dengan cara disembelih dan diambil dagingnya masih dalam penyelidikan, termasuk pelaku masih dalam pengejaran.
Menurut dia, Januari-Mei ini sudah ada dua kejadian pencurian hewan ternak dengan cara diambil dagingnya termasuk menyembelih di lokasi, yakni di Kecamatan Taraju dan Bojongasih.
“Awal tahun ini baru ada dua kasus curi hewan ternak kerbau dan domba yang disembelih di TKP. Kita masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa pelakunya,” ungkap Hario kepada Radar, kemarin.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang mempunyai hewan ternak untuk tetap waspada dan berhati-hati, apalagi memasuki momen Idul Fitri dan Idul Adha.
“Apalagi dengan dua kasus pencurian yang belakangan ini terjadi. Bisa menjaga dan apabila ada hal-hal yang mencurigakan bisa segera melaporkan ke Polsek setempat atau kepolisian agar kita bisa cepat menindaklanjutinya,” tambah dia.
KBO Reskrim Polres Tasikmalaya IPDA Dudung Supriatna SH menambahkan, motif para pelaku pencurian hewan ternak dengan cara disembelih di tempat lalu diambil dagingnya memang bukan terjadi baru-baru ini di Kabupaten Tasikmalaya.
“Kasusnya sudah ada sejak tahun 2010-an, jika diuraikan dengan dua kejadian baru-baru ini yang terjadi, sudah hampir ada 10 kasus sampai tahun 2021 ini. Tiga kasus berhasil kami ungkap, kemudian beberapa kasus lainnya berhasil dipergoki masyarakat, sisanya ada yang belum terungkap,” paparnya.
Menurut dia, adapun kasus pencurian dengan motif menyembelih hewan ternak curian di tempat memang kesulitannya jarang ada saksi yang langsung mengetahui aksi pelaku tersebut, kemudian bukan orang setempat yang melakukannya.
“Rata-rata dari kasus yang berhasil kami ungkap, pelaku bukan orang asli kecamatan tersebut atau bahkan luar Tasikmalaya atau orang Kota Tasik. Akan tetapi sudah spesialis dan memantau kondisi sebelum beraksi,” ungkapnya.
Dia menambahkan, alasan pelaku hanya mengambil bagian dagingnya saja, memang dari beberapa pengakuan pelaku yang kasusnya berhasil diungkap, lebih simpel dan tidak ribet, karena biasanya hewan ternak ini bobotnya cukup berat.
“Kemudian ada juga yang memang menyembelih anaknya saja, karena ketika induk domba atau sapi, kerbau diambil, anaknya biasanya suka bersuara, makanya sudah disembelih terlebih dahulu, biar tidak mencurigakan dan kedengaran oleh warga,” jelasnya.
Pada umumnya, ungkap dia, dari beberapa olah TKP, para pelaku ini hanya mengambil bagian daging yang besar, seperti pada bagian paha, dada dan perut hewan curian tersebut. Untuk kemudian dijual kembali. Bahkan ada yang sampai dijual ke pasar daging.
Kebanyakan pencurian hewan disembelih di lokasi ini, tambah dia, banyak terjadi di wilayah Tasik Selatan, seperti Cipatujah, Bojongasih, Parungponteng termasuk Taraju dan kecamatan lainnya. Karena banyak peternakan hewan di sana.
“Dari hasil pengungkapan kasus ini juga, biasanya alat bukti yang tertinggal di TKP, seringkali ditemukan tambang untuk mengikat hewan, karung termasuk tulang belulang dan sebagian daging curian, termasuk kepala,” tambah dia.
(dik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: