Mudik Dilarang, Tukang Pijat di Ciamis Makin Sepi Panggilan
Reporter:
syindi|
Rabu 28-04-2021,12:30 WIB
CIAMIS — Diberlakukannya larangan mudik dikeluhkan oleh Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Ciamis. Pasalnya, para anggota yang mayoritas berprofesi sebagai tukang pijat akan sepi panggilan.
Ketua Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Ciamis Siti Aisyah mengatakan, anggotanya ada 250 orang yang mayoritas pekerjaannya menjadi tukang pijat, sedangkan dua orang sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Kata dia, ketika pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro sangat berdampak kepada para tukang pijat. Walaupun memang sejak pandemi pun sudah terasa sulit panggilan yang memijat.
“Sekarang diberlakukannya larangan mudik, jelas tukang pijat semakin mengeluh. Karena biasanya kalau ada yang pulang kampung, pasti banyak panggilan mijat,” ujarnya kepada Radar, Selasa (27/4/2021).
Baca juga : Maksa Mudik ke Ciamis, Tim Covid-19 Desa Akan Lakukan Swab & Isolasi
Kata dia, Pertuni selaku organisasi merasa bingung dan kasihan kepada para anggotanya yang mengalami kesulitan. Karena dampaknya benar-benar dirasakan, mengingat aktivitas memijat itu adalah bersentuhan yang mungkin sangat dihindari di tengah pandemi ini.
“Sekarang benar-benar sepi panggilan. Apalagi bantuan pemerintah hanya di awal-awal pandemi saja, sementara ke sininya tidak ada sama sekali. Alhasil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun cukup sulit,” ujarnya, menjelaskan.
Terpisah, Sarmin (56), tukang pijat warga Panoongan Kelurahan Ciamis mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah pada masa pandemi ini.
“Saya hanya mengandalkan penghasilan menjadi tukang pijat saja sama istri di rumah. Tapi sekarang benar-benar sepi karena pandemi, panggilan pun tidak ada. Paling ada satu dua yang datang ke rumah,” ujarnya, menjelaskan. (isr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: