Sri Mulyani: Ini 5 Penyebab UKM Sulit Tembus Pasar Modal
Reporter:
agustiana|
Selasa 20-04-2021,22:00 WIB
JAKARTA - Usaha Kecil Menengah (UKM) tanah air, alami kesulitan untuk menembus pasar global. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membeberkan lima penyebabnya.
"UKM memiliki berbagai persoalan di dalam meningkatkan kinerja dan daya saing terutama untuk mendukung eskpor," kata Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi daring bertajuk '500K Eksportir Baru Memacu Ekspor UKM' di Jakarta, Selasa (20/4).
Beberapa masalah tersebut adalah:
1. Legalitas
Legalitas untuk mendukung eksositem eskpor. Minimnya pengetahuan mengenai NPWP, pentingnya nomor induk usaha, Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), izin prosedur ekspor impor, izin usaha, hingga sertifikasi keamanan pangan, serta sertifikasi halal merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah yang harus segera diselesaikan.
"Ini PR (pekerjaan rumah) bagi pemerintah untuk menyederhanakan, namun bagi UKM untuk harus memperhatikan legalitas dari usahanya,” jelas dia.
2. Sulitnya Akses Pembiayaan
Kendala kedua, kata dia, sulitnya akses UKM untuk mendapatkan pembiayaan dan minimnya utilisasi dari program penugasan khusus ekspor.
"UKM kita memiiki agunan dan modal yang terbatas. Selalu dihadapkan pada suku bunga tinggi serta proses dan waktu yang lama dan minimnya akan pembukuan. Pemerintah terus berupaya menurunkan suku bunga untuk UKM,” ungkap Sri Mulyani.
3. Pendampingan peningkatan SDM dan tata kelola perusahaan
Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, yang ketiga adalah masalah pendampingan dalam meningkatkan Sumber Daya Alam (SDM) dan tata kelola perusahaan yang sangat menentukan peningkatan daya saing produk.
Lalu pada area produksi, minimnya standar produk yang sesuai standar turut menjadi penghalang UKM menembus pasar global.
“Dari sisi produksi terjadi inkonsistensi dari produksi dan tidak terjadi kontinuitas dari kualitas dan produknya. Hambatan dari sisi kapaitas produksi dan bahan baku menjadi faktor yang berkontribusi pada persoalan produksi,” kata dia.
4. Minimnya RnD
Kata dia, pelaku UKM juga kesulitan dari sisi penelitan dan pengembangan (Research and Development).
Oleh karena itu, pemerintah melakukan berbagai upaya dalam rangka menambah anggaran di bidang RnD.
"Hingga insentif usaha. Agar RnD mendapatkan insentif perpajakan," ujar Sri Mulyani.
5. Tidak punya peluang pasar
Kendala kelima, lanjut Sri Mulyani, terbatasnya informasi pelaku UKM mengenai peluang pasar, jangkauan pemasaran, minimnya promosi, literasi digital, hingga market riset.
“Ketidakkonsistenan dalam meng-update produk di dalam marketplace juga menjadi salah satu faktor. Jalur logistik dengan kurangnya infrastruktur logistik, IT, dan konektivitas laut, darat, dan udara juga menyebebabkan mahalnya biaya logistik dan mahalnya biaya pengiriman,” papar dia.
Saat ini, pemerintah sedang melakukan investasi dibidang infrastruktur dan UU Cipta Kerja yang akan memberi kemudahan berusaha.
Keduanya, kata dia, menjadi bentuk perhatian pemerintah dalam meningkatkan daya saing UKM.
Termasuk juga memberikan berbagai insentif, kemudahan perijinan, dan dukungan dalam penyediaan dana melalui perbankan dan lembaga keuangan.
“Pemerintah berharap UKM dapat melakukan penterasi di pasar global, ini bukan sesuatu yang muskil. Melalui berbagai upaya makan UKM diharapkan akan memiliki kepercayaan diri, pengetahuan, dan siap berkompetisi di pasar global,” kata Sri Mulyani. (jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: