Diklat Ramadan di Kota Tasik, Cetak Milenial Berkarakter Islami

Diklat Ramadan di Kota Tasik, Cetak Milenial Berkarakter Islami

TASIK - Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII Tasikmalaya Dr Abur Mustikawanto MEd mengatakan, kaum milenial bisa memanfaatkan momentum Ramadan ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Salah satu caranya dengan mengikuti Pesantren Ramadan.


”Kegiatan Pesantren Ramadan ini dapat mempersiapkan anak didik untuk memiliki kedalaman spiritual dan berkepribadian Islami,” katanya kepada Radar, Senin (19/4/2021).

Sebab dimensi rohani ini, sambung Abur, sebagai komponen peneguh nilai spiritualisme yang harus diaplikasikan secara konsisten oleh siswa. Hal ini menjadi sangat penting sebagai benteng tuntutan zaman.

“Pentingnya program pendidikan karakter di sekolah nantinya menciptakan lulusan yang memiliki kekuatan kerohanian. Itu dipandang sebagai salah satu pilar utama penopang terciptanya sumber daya manusia di Tasikmalaya berkarakter religius dan berkualitas,” ujarnya.

       
Pembina Ikatan Siswa Masjid Al Amanah SMK Negeri 1 Tasikmalaya Drs Yayat Supriatna memberikan motivasi saat kegiatan Diklat Ramadan secara luring, Senin (19/4/2021). Siswa pun khidmat mengikuti kegiatan tersebut. Fatkhur Rizqi/Radar Tasikmalaya

Oleh karenanya, ia menyampaikan, nilai pendidikan karakter bisa diambil dari Pancasila. Dengan begitu bisa menjadi prioritas pengembangan gerakan pengembangan pendidikan karakter, seperti; religius, nasionalis, integritas, kemandirian dan kegotongroyongan.

“Proses internalisasinya melalui pendidikan karakter yang diinisiasi dari empat dimensi pendidikan karakter oleh Ki Hajar Dewantara. Diantaranya; olah hati atau rasa, olah pikir, olah karsa, dan olah raga,” katanya.

Abur pun menyarankan dalam kegiatan Ramadan ini, sebaiknya sekolah memberikan kesempatan guru untuk berkolaborasi melaksanakan pembinaan kepada siswa. Dengan melibatkan guru mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

“Adanya kolaborasi guru ini bisa memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk bersikap religius, mandiri dan disiplin. Serta memiliki empati, toleransi, berakhlak mulia, serta amar ma'ruf nahi munkar,” ujarnya.

Dengan begitu, diharapkan tujuan pendidikan di Jawa Barat khususnya di Cadisdikwil XII dalam menghasilkan outcome yang unggul dapat tercapai dengan baik.

Pembina Ikatan Siswa-siswi Masjid Al Amanah SMK Negeri 1 Tasikmalaya Drs Yayat Supriatna mengatakan, diklat Ramadan ini rutin dilaksanakan oleh sekolah. Itu juga bagian arahan Gubernur Jawa Barat untuk mengisi pendidikan karakter di bulan suci Ramadan. Dengan begitu bisa menjadi bekal siswa ke depannya ketika selesai pendidikan agar mempunyai akhlak mulia.

“Karena berkaitan dunia kerja bukan hanya rajin dan berkompeten saja. Tetapi etika yang lebih utama dengan memiliki karakter mandiri, keimanan, jujur dan disiplin,” katanya.

Untuk mewujudkan karakter itu, pihaknya pun memberikan materinya dalam Diklat Ramadan. Antara lain Akidah - Akhlak, Al-Qur'an, Hadits, Fiqih, Islam rahmatan lil alamiin, Pancasila, dan materi keagamaan dihubungkan pencegahan dengan Covid-19.

“Materi agama kita kerja sama dengan pondok pesantren Nurul Iman Indihiang dan berkolaborasi dengan guru yang berkompeten di bidangnya,” ujarnya.

Diklat Ramadan diikuti sebanyak 500 siswa SMKN 1 Tasikmalaya. Kerena di masa pandemi Covid-19 terbagi dua gelombang.

“Gelombang pertama pada 19-22 April dan gelombang kedua 26-30 April,” katanya.

Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 SMKN 1 Tasikmalaya melaksanakan itu sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat. Seperti petugas keamanan selalu mengecek suhu badan siswa, peserta wajib melakukan cuci tangan atau menggunakan hand sanitizer dan memakai masker

“Melaksanakan ini sesuai protokol kesehatan dan ruangan pun berjarak,” ujarnya.

Sekretaris Dewan Pengurus Daerah AGPAII Kota Tasikmalaya Dr Caswita SPdI MAPd menjelaskan, kemuliaan Ramadan harus dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas spiritual untuk umat Islam, khususnya bagi siswa. Hal ini menyongsong bonus demografi 2045 yang unggul dan berkarakter.

“Lembaga pendidikan tempat belajar siswa untuk bisa memanfaatkan datangnya Ramadan untuk perbaikan karakter,” katanya.

Lebih lanjutnya, saat siswa sudah dewasa bisa terus memiliki jiwa sosial yang tinggi. Seperti ada rasa kepedulian antar sesama. “Momentum Ramadan itu mengajak lebih peduli terhadap tetangga. Kita bisa tengok kanan-kiri, siapa tahu tetangga butuh bantuan,” ujarnya.

Selanjutnya, melatih sabar dalam menghadapi segala ujian. Lalu terbiasa disiplin, baik perilaku hidup bersih dan sehat ataupun melaksanakan ibadah ataupun pekerjaan. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: