Pengrajin Pandan & Panama di Rajapolah Tasik Bertahan Tanpa Orderan
Reporter:
syindi|
Kamis 15-04-2021,15:30 WIB
RAJAPOLAH - Kelompok pengrajin anyaman pandan dan panama di Desa Sukanagalih Kecamatan Rajapolah semakin kesulitan mendapatkan order. Dampaknya pendapatannya pun terus mengalami penurunan selama pandemi Covid-19.
“Alhamdulillah untuk kerajinan masih bikin, tapi untuk pesanan kerajinan belum ada kamajuan. Seperti itu-itu saja,” ujar Ketua Kelompok Pengrajin Anyaman Pandan dan Panama Engkar kepada Radar, Rabu (14/4/2021).
Engkar mengatakan, meski penjualan atau pemesanan di pasaran menurun drastis, tapi tetap melakoni pekerjaan sebagai pengrajin tradisional berupa topi anyaman panama tersebut. Karena ini sudah menjadi keahlian turun temurun dan budaya yang harus dilestarikan.
“Sejak adanya pandemi ini pengasilan dan pemesanan menurun drastis. Saya sangat merasakan hal ini, di mana biasanya sebelum pandemi bisa meraup ribuan buah orderan per bulannya dari berbagai daerah,” ujarnya, menjelaskan.
Baca juga : Sebelum Lebaran, Bupati & Wakil Bupati Tasikmalaya Terpilih Diambil Sumpah
Sekarang, kata dia, pengrajin masih bertahan membuat topi dengan jumlah hanya ratusan untuk memenuhi pesanan-pesanan yang sudah biasa.
“Dari BUMDes juga sekarang tidak ada pesanan. Padahal biasanya selalu ada pesanan, namun karena kondisi pademi Covid-19 seperti sekarang ini cukup sepi,” ujarnya.
“Sekarang bikinnya enggak banyak dalam sebulan, kadang 100-150 buah yang dibuatnya. Dan sekarang hanya jenis topi saja, tidak dengan tasnya. Ya karena memang kondisinya seperti ini mau gimana lagi, dari pada nganggur jadi lebih baik menganyam,” ucapnya, menambahkan.
Menurut dia, para pengrajin sudah terbiasa membuat anyaman panama menggunakan tangannya. Disela waktu yang luang biasa menganyam panama di rumahnya. Baginya, kerajinan itu sebuah tantangan tersendiri yang membutuhkan keuletan mulai dari pencarian bahan, membuat sampai cara agar produk diminati para konsumen.
(obi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: