Ketua MPR: Pakaian Muslim yang Dipakai Pelaku Teror Jangan Dikaitkan Dengan Islam
Reporter:
agustiana|
Kamis 01-04-2021,22:00 WIB
JAKARTA - Pasca aksi teror di Mabes Polri yang dilakukan seorang perempuan, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta masyarakat tidak menghubungkan pakaian muslim yang digunakan perempuan itu dengan agama tertentu.
Menurut Bamsoet, tidak perlu ada stigma bahwa teroris berasal atau membawa salah satu agama.
Tidak ada hubungan antaran pakaian muslim yang dipakai pelaku dengan tindakannya yang jauh dari nilai-nilai Islam.
“Walaupun penyerangan di Mabes Polri dilakukan oleh orang yang menggunakan pakaian khas muslim, bukan berarti penyerang mencerminkan kondisi penduduk muslim seutuhnya. Siapa pun dengan motif apa pun bisa berada di baliknya,” paparnya.
Menurut Bamsoet, muslim Indonesia adalah pemeluk Islam yang rahmatan lil alamin dengan mengedepankan nilai tasamuh, tawazun, tawasut, dan adil.
“Sikap si penyerang tersebut sangat jauh dari itu semua,” tegas Bamsoet.
Bamsoet menilai penyerangan terhadap Mabes Polri merupakan alarm keras agar seluruh pihak meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan kelompok teroris.
Mantan Ketua DPR RI itu menyatakan aparat Polri di berbagai daerah perlu meningkatkan kewaspadaan, khususnya dalam menjaga objek vital masyarakat.
Dia menambahkan Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS), dan berbagai aparat keamanan lainnya harus memperkuat kegiatan intelijen, sehingga bisa mendeteksi dini kemungkinan terjadinya pergerakan teroris.
Menurut dia, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) hingga Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga harus memaksimalkan perannya.
“Keberadaan UU (Undang-Undang) Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, menjadikan tidak ada alasan lagi bagi aparat hukum untuk mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan cukup dalam penanggulangan terorisme seperti terjadi di tahun-tahun sebelumnya,” kata Bamsoet di Jakarta, Rabu (31/3).
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menyatakan tindakan terorisme bukan hanya menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan.
Namun, lanjut dia, juga menjadi kejahatan terhadap persatuan dan kedaulatan kebangsaan.
Oleh karena itu, kata Bamsoet, dengan gotong royong seluruh kekuatan elemen bangsa, negara tidak boleh kalah oleh teroris.
Menurutnya, walaupun dalam beberapa hari ini sudah terjadi dua peristiwa terorisme yang mencengangkan, yakni bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, dan penyerangan di Mabes Polri, masyarakat harus tetap tenang dan waspada.
Dia menyatakan bahwa bangsa Indonesia sudah membuktikan selama ini bisa hidup rukun dan damai antarpemeluk agama.
“Yang kita lawan bukanlah sesama pemeluk agama, melainkan teroris sebagai orang yang tidak memiliki agama, yang tidak pantas hidup di bumi Indonesia,” pungkas Bambang Soesatyo. (pojoksatu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: