Malam Pahit Ibrahimovic di Pesta Ulang Tahun AC Milan: Jadi Sasaran Cemoohan Penonton di San Siro

Malam Pahit Ibrahimovic di Pesta Ulang Tahun AC Milan: Jadi Sasaran Cemoohan Penonton di San Siro

Zlatan Ibrahimovic-Tangkapan Layar Instagram @acmilan-

Dalam lima pertandingan terakhir Serie A, Rossoneri hanya mampu meraih satu kemenangan. Harapan untuk memenangkan Scudetto sudah pupus, dan kini peluang lolos ke Liga Champions atau Liga Europa pun semakin diragukan.

Milan saat ini tertinggal 14 poin dari pemuncak klasemen Atalanta dan delapan poin dari zona Liga Champions, membuat situasi tim semakin genting. 

Ketika wasit Marco Guida meniup peluit akhir, para penggemar di San Siro tidak dapat lagi menahan rasa frustrasi mereka.

Nyanyian-nyanyian protes menggema di stadion, seperti “Kalian sudah membuat kami muak,” “Kami bukan orang Amerika,” dan “Klub ini tidak pantas bagi kami.” Bahkan, ada ultimatum dari sebagian penggemar yang menyerukan: “Kalian pergi atau tidak?”

Kritik keras tidak hanya ditujukan kepada pelatih Paulo Fonseca dan para pemain, tetapi juga kepada pemilik klub RedBird dan manajemen secara keseluruhan. 

Sebelum pertandingan dimulai, Curva Sud sudah mengungkapkan kekecewaannya melalui spanduk bertuliskan: “Kami menghormati para juara kami, simbol Milan yang sudah tidak ada lagi.” 

Spanduk ini ditampilkan saat legenda-legenda seperti Marco van Basten dan Franco Baresi hadir di lapangan untuk memperingati sejarah panjang Milan.

Setelah pertandingan, protes berlanjut di luar Stadion Meazza. Perwakilan besar Curva Sud berkumpul di depan stadion dengan membawa dua spanduk yang menyampaikan pesan tegas kepada manajemen. 

“Klub Milan: kami telah menunggu dan mendukung kalian tanpa henti, kami sudah muak dengan mediokritas kalian. “Manajemen tidak kompeten, klub tanpa ambisi. Kalian tidak layak untuk sejarah kami,” bunyi spanduk Curva Sud Milan.

Spanduk-spanduk ini mencerminkan kemarahan para penggemar terhadap minimnya ambisi klub dan ketidakpuasan terhadap manajemen, yang dianggap gagal mengembalikan Milan sebagai kekuatan dominan di sepak bola Italia.

Malam yang seharusnya menjadi momen perayaan bersejarah bagi AC Milan justru berubah menjadi malam kemarahan. 

Cemoohan kepada Zlatan Ibrahimovic, salah satu ikon klub, menjadi simbol betapa besarnya kekecewaan para penggemar terhadap kondisi tim saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber