Fasilitas & Mobil Ponpes Daarul Falah Ciamis Dibakar, Forum Ponpes Siaga

Fasilitas & Mobil Ponpes Daarul Falah Ciamis Dibakar, Forum Ponpes Siaga

CIAMIS — Forum Pondok Pesantren (FPP) Kabupaten Ciamis menyikapi serius diterornya Ponpes Daarul Falaah di Kecamatan Baregbeg dengan pembakaran saung dan penyiraman kendaraan menggunakan air keras, Sabtu (27/3/2021).


Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP)  Kabupaten Ciamis KH Nonop Hanafi mengatakan, pembakaran saung dan penyiraman kendaraan menggunakan air keras di pondok pesantren jelas merupakan teror. Karena teror itu bertujuan untuk menakuti sasarannya.

Menyikapi hal ini, kata dia, pihaknya tidak ada kekhawatiran apapun, bahkan siap siaga untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. “Memang menentukan siapa yang melakukan perbuatan tersebut banyak dugaan. Termasuk dugaan yang berkaitan dengan reaksi persidangan HRS,” katanya kepada Radar, Senin (29/3/2021).

“Bahkan serba dugaan dan kemungkinan, tidak bisa memberikan justifikasi siapa dan tujuannya apa. Bahka siapa pun pelakuya tentu punya niat yang tidak baik. Tapi kami Insyaallah menyikapinya dengan baik dan bijaksana,” ujarnya, menambahkan.

Dia juga mengimbau pondok pesantren selalu siaga dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. “Kami ajak semuanya disiplin ronda malam menjaga pondok pesantren, sehingga selalu siaga,” katanya.

Penasehat Umum Pondok Pesantren Miftahul Huda Utsmaniyyah Cikole Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis, KH Ma'sum Achmad Hasan mengatakan, teror sudah mulai mengancam pesantren, ustaz dan ulama. 

“Makanya kami imbau kepada peneror pesantren sudah jangan melakukan teror,  pasalnya hukum karma akan Allah Swt perlihatkan yang meneror nanti akan kena teror lagi. Semuanya perlu ketenangan dan kedamaian,” katanya.


Sebelumnya, Pondok Pesantren Daarul Falaah di Dusun Ciaren Desa Sukamaju Kecamatan Baregbeg diteror. Saung yang berada di kompleks pesantren pun dibakar orang tak dikenal, Sabtu (27/3/2021) sektiar pukul 02.00 dini hari.

Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Falaah, KH Wawan Abdul Malik mengatakan, dia dibangunkan sekitar pukul 02.00 bahwa saung terbakar.

“Saya langsung bangun dan menuju lokasi, sampai di sana sudah dipadamkan oleh para santri, karena bagian pinggir saja yang terbakar. Sehingga api tidak membakar seluruh saung dan merembet ke bangunan lainnya,” ujarnya kepada Radar, Minggu (28/3/2021).

Kata dia, awalnya kebakaran itu kecelakaan karena santri bermain api atau hal lainnya. Namun, di sekeitar saung yang terbakar ditemukan anduk empat warna yang belum kebakar semuanya.

“Kemudian saya cium anduk tersebut, ternyata ada bau bensin yang menyengat. Dari sana saya bisa menyimpulkan bahwa ini ada unsur kesengajaan,” katanya, menjelaskan. (isr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: