Pasukan Pertahanan Israel Bantah Serang Konvoi Pengungsi dari Jalur Gaza: ‘Itu Mungkin Kecelakaan yang Aneh’

Pasukan Pertahanan Israel Bantah Serang Konvoi Pengungsi dari Jalur Gaza: ‘Itu Mungkin Kecelakaan yang Aneh’

Penduduk Jalur Gaza yang mengungsi jadi sasaran bom Israel-Tangkapan Layar X-

Proses ini dimulai dengan taktik perang psikologis yang identik dengan situasi saat ini dimana warga diingatkan untuk melarikan diri, poster-poster ditempelkan sebagai ancaman, dan ancaman pembunuhan digaungkan sebagai tekanan agar mereka meninggalkan tempat rumah mereka. 

Pada waktu itu, seringkali desa-desa di Palestina dibom sebelum pasukan darat melakukan serangan, dan hal ini mengakibatkan kematian dan pembantaian banyak warga sipil.

Warga Palestina juga dikepung, sehingga akhirnya mereka terpaksa mengungsi ke Jalur Gaza, yang saat itu dianggap sebagai tempat yang paling aman.

"Saya bekerja sebagai jurnalis di wilayah tersebut pada tahun 1990-an, dan dalam beberapa tahun terakhir saya menghabiskan waktu di Gaza dan Israel untuk meneliti sejarah 2,3 juta pengungsi Palestina," kata Sarah Helm dikutip dari Al-Quds Al-Arabi.

"Penduduk Gaza kemungkinan besar berasal dari 200 desa di Palestina selatan yang dihancurkan oleh pasukan Israel pada tahun 1948, negara Israel muncul dari reruntuhan desa-desa ini yang terletak 10 mil dari perbatasan Gaza, dan beberapa pengungsi dapat melihat tanah mereka melalui pagar," lanjutnya.

"Netanyahu ingin kita percaya bahwa perhatian utamanya adalah menjaga warga sipil dari bahaya, sebelum invasi darat mendatang dari utara, di mana ia diduga berencana untuk menghancurkan Hamas, dan mengosongkan wilayah yang dihuni ribuan warga Palestina yang telah terbunuh," terangnya.

"Netanyahu berharap dapat melindungi Israel dari tuduhan kejahatan perang. Namun perpindahan satu juta warga Palestina tidak hanya akan menimbulkan teror, dan kita semua sekarang tahu bahwa tidak ada tempat yang aman untuk mengungsi," jelasnya.

"Jika Netanyahu melanjutkan rencana 'evakuasi', sejarah dan peristiwa di lapangan memberi tahu kita bahwa setelah peringatan dan pemboman, kita akan melihat para pengungsi melarikan diri, seperti yang mereka lakukan pada tahun 1948," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: berbagai sumber