Bagaimana Drone Hamas yang Murah Meriah Membuat Tembok Perbatasan Israel yang Canggih Tak Berdaya?
Ilustrasi Drone Hamas-Tangkapan Layar X-
Dengan sebagian besar pemimpin militer terbunuh atau disandera, respons Israel terhadap keadaan darurat tidak terorganisir dan lambat, kata sumber yang diwawancarai oleh surat kabar AS itu.
Bahkan orang-orang yang berada di posisi lebih tinggi dalam rantai komando pada awalnya tidak menyadari besarnya skala serangan di tengah kekacauan tersebut.
Pesawat-pesawat tempur Israel membutuhkan waktu berjam-jam untuk memberikan dukungan udara meskipun pangkalan mereka hanya membutuhkan waktu beberapa menit waktu terbang untuk datang ke lokasi tersebut.
Investigasi menyeluruh atas kegagalan Israel masih tertunda, karena pasukannya saat ini fokus pada aksi militer balasan di Gaza.
Surat kabar tersebut menyatakan bahwa serangan Hamas telah menghancurkan rasa aman negara tersebut dan merusak reputasi internasionalnya sebagai mitra keamanan yang dapat diandalkan.
Jatuhnya tembok perbatasan canggih Israel juga mendapat tanggapan dari Ali Barakeh, salah satu tokoh Hamas yang berada dalam pengasingan.
Barakeh menganggap tentara Israel cuma macan kertas dan mengakui mereka siap melakukan perang yang berkepanjangan saat diwawancarai oleh Associated Press.
Ali Barakeh menyatakan mereka akan "menghentikan entitas Zionis jika agresi di Gaza tidak dihentikan" dan menekankan bahwa serangan yang dilakukan oleh pejuang Hamas terhadap Israel direncanakan dengan sangat rahasia, bahkan sekutu terdekat mereka tidak diberitahu.
Barakeh membantah tuduhan tentang keterlibatan Iran atau Hizbullah Lebanon dalam serangan terhadap Israel, namun, ia mengharapkan Teheran dan Hizbullah untuk "bergabung dalam pertempuran jika Gaza menjadi sasaran pemusnahan."
Sementara itu, Suku Badui melakukan konvoi dan meminta Presiden Mesir membuka perbatasan karena ingin berjuang bersama Palestina melawan Israel di Jalur Gaza.
Konvoi Suku Badui ini menghebohkan media sosial setelah muncul dalam potongan video yang menunjukkan ratusan mobil berangkat dari Sinai Mesir dengan iringan musik yang keras, disertai oleh orang-orang bersenjata dan meminta agar Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi membuka perbatasan.
Setelah Gaza menjadi sasaran pengeboman tanpa henti Israel, tuntutan "Buka perbatasan" menjadi permintaan yang bergema keras di Yordania, Irak, dan Mesir.
Permintaan serupa juga datang dari ribuan warga Irak yang berkumpul di dekat perbatasan Yordania, jauh di gurun Sunni Ramadi.
Para syekh, tokoh, dan pemimpin suku Irak berkumpul bersama orang-orang mereka dan menuntut agar pemerintah Yordania membuka perbatasan dengan tujuan berperang di Palestina.
Permintaan untuk membuka perbatasan juga bergema jauh di Amman, Yordania dalam demonstrasi besar-besaran di pusat ibu kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: