Untung Messi

Untung Messi

--

Oleh: Dahlan Iskan

UNTUNG Argentina juara. Rakyat di sana bisa melupakan krisis ekonomi yang lagi memburuk. Pesta rakyat bisa melupakan inflasi yang lagi tinggi dan utang luar negeri yang sulit dibayar.

Ketika penentuan juara World Cup 2022 di Qatar kemarin harus lewat adu tendangan penalti, banyak orang bersujud di lapangan pusat kita Buenos Aires. Di sekitar tugu Obelisco (Obelisk) yang dibangun di tahun 1936. Juga di seluruh negeri berpenduduk 40 juta jiwa itu. 

Mereka berdoa agar tendangan penalti itu bisa masuk. Mereka juga bersujud saat pemain Prancis dapat giliran menendang penalti. Mereka berdoa agar tendangannya tidak masuk.

Doa mereka dikabulkan. Mereka bersujud di tanah Obelisco yang dulunya sebuah gereja. Rumah ibadah itu dibongkar demi membangun tugu setinggi 71,5 meter itu, lebih tinggi dari Tugu Pahlawan Surabaya yang hanya 41,15 meter. Itulah tugu yang melambangkan dewa matahari. Yang tujuh tahun lalu dibungkus kondom raksasa berwarna pink. 

Hari penentuan juara di Qatar itu tepat pukul 14.00 di Buenos Aires. Udara terang. Suhu sangat sejuk, di sekitar 15 derajat Celsius. Sempurna sekali untuk sebuah pesta kemenangan. Anda sudah tahu: sudah 30 tahun Argentina tidak juara dunia. Begitu kasihan mereka pada Leo Messi. Di umur 35 tahun belum merasakan gelar juara dunia. Padahal gelar apa saja ia sudah punya. Pemain terbaik Eropa pun sudah 7 kali dan tahun ini akan terpilih untuk kali ke delapan.

Apa salahnya kali ini Messi meraih gelar pemungkasnya: inilah World Cup terakhir baginya. Seperti yang ia sendiri mengatakannya dan membuat siapa saja berdoa untuknya.

Sebulan ke depan rakyat Argentina masih penuh dengan kegembiraan. Setelah itu barulah kembali ke kenyataan hidup sehari-hari. Terutama, sembilan bulan lagi ada Pilpres di sana. Presiden Alberto Fernández, fans club sepak bola Boca Junior, akan maju lagi. 

Argentina adalah negara yang perkembangan ekonominya paling dipelajari di seluruh dunia. Inilah contoh negara yang ekonominya terjebak di kemacetan.

Umur negara ternyata tidak menentukan maju-mundur nasibnya. Argentina sudah merdeka dari Spanyol sejak tahun 1810.

Tahun itu Cilincing di Batavia sedang diserang Inggris. Belanda memang lagi kalah perang dari Prancisnya Napoleon Bonaparte. Secara hukum wilayah jajahan Indonesia harusnya menjadi jajahan Prancis.

Begitu panjang sejarah Argentina. Tanahnya sangat subur. Hasil bumi dan ternaknya menguasai dunia lama. Tapi revolusi industri telah membuat nilai tukar hasil pertanian terus menurun.

Pukulan terbesar pada hasil bumi Argentina terjadi tahun 1859:  ketika terusan Suez mulai dibuka. Lalu terus diperlebar. Jarak Eropa ke India dan Indonesia kian dekat. Peran hasil bumi dan ternak Argentina terus merosot. 

Pukulan berikutnya terjadi di tahun 1914: ketika terusan Panama dibuka. Peta jalur distribusi ekonomi dunia berubah merugikan negara itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: