Walid Reragui Tunjukkan Pemain Maroko Bertarung seperti Singa Melawan Spanyol
Walid Reragui digotong para pemainnya-Tangkapan layar Twitter FIFA World Cup-
RADARTASIK.COM - Walid Reragui tunjukkan pemain Maroko bertarung seperti Singa melawan Spanyol dan menciptakan sejarah di Piala Dunia.
Walid Reragui percaya keragaman dalam skuad Maroko telah menciptakan perpaduan sempurna setelah Atlas Lions mencapai perempat final Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Maroko mengalahkan Spanyol 3-0 melalui adu penalti setelah bermain imbang 0-0 selama 120 menit di Education City Stadium.
Takluk dari Maroko, membuat La Roja tersingkir di babak 16 besar untuk Piala Dunia kedua berturut-turut dan memastikan Afrika memiliki wakil di perempat final untuk pertama kalinya sejak Ghana melakukannya pada tahun 2010.
BACA JUGA:Kamu Nanya? Tempat Healing Paling Keren di Tasikmalaya? Ini Tempatnya
Koper Maroko, Yassine Bounou, yang lahir di Kanada, dan Achraf Hakimi, yang dibesarkan di Madrid, adalah pahlawan adu penalti.
Yassine Bounou menyelamatkan dua tendangan penalti Spanyol sebelum full-back Paris Saint-Germain mencetak gol kemenangan Singa Atlas.
Bagi Reragui, ini adalah bukti bahwa Maroko dapat memanggil pemain keturunan Maroko terlepas dari apakah mereka lahir di negara tersebut atau tidak.
"Sebelum Piala Dunia ini kami memiliki banyak masalah tentang orang-orang yang lahir di Maroko dan Eropa,” kata Walid Reragui dikutip dari Livescore.
BACA JUGA:Komisi III Targetkan Perda Pemakaman Segera Disahkan, Ada 3 Fokus yang Akan Diatur
“Kadang-kadang beberapa orang, termasuk beberapa jurnalis di ruangan ini, mengatakan orang-orang ini tidak mencintai Maroko, mengapa tidak bermain dengan orang-orang yang lahir di Maroko,” sindirnya.
"Kami menunjukkan kepada dunia bahwa setiap orang Maroko adalah orang Maroko, ketika dia datang dengan tim nasional dia ingin mati, ingin berjuang,” jelasnya.
"Saya lahir di Prancis tetapi tidak ada yang bisa mengambil hati saya dari negara saya. Para pemain saya memberikan 100 persen,” tegas Walid Reragui.
“Beberapa pemain lahir di Jerman, beberapa di Italia, Spanyol, Belanda, Prancis, dan setiap negara memiliki budaya sepak bola. Anda membuat ini dengan itu dan mencapai perempat final," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: