Menumbuhkan Budaya Positif Melalui Keyakinan Kelas

Menumbuhkan Budaya Positif Melalui Keyakinan Kelas

Heni, Mahasiswi Magister PGSD UPI Kampus Tasikmalaya-Foto:dokradartasik.disway.id/dok.heni-

RADARTASIK.COM - Sekolah idaman merupakan sekolah yang mampu menciptakan kenyaman, keamanan, ketenangan dan memberikan kemerdekaan untuk hidup dan berkembang bagi peserta didik sesuai kodratnya.

Sekolah tersebut aman dari segala macam bentuk penindasan, bulliying, kekerasan dan pemaksaan terhadap warga sekolah khususnya peserta didik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah menumbuhkan budaya positif melalui keyakinan kelas.

Namun fakta di lapangan masih terdapat sekolah yang tidak menjamin hal itu, banyak sekolah  tidak menyadari telah terjadi tindak keerasan/bulliying di lingkungannya dan juga belum memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk mengoptimalkan potensi minat dan bakat mereka karena  mereka  masih terkekang dengan budaya negatif.

Contohnya ketika peserta didik menghindari pelanggaran karena takut ditegur/dihukum atau  dikucilkan. Peserta didik menantaati peraturan karena ingin diberi pujian atau penghargaan. Akibatnya peserta didik melakukan kebaikan  di sekolah  hanya pada saat di depan orang yang lain seperti di depan anggota OSIS di depan Guru dan yang lainnya.

Keteraturan yang mereka lakukan tidak berasal dari kesadaran dan lubuk hati. Sikap mereka tersebut bukanlah sebuah kebiasaan akan tetapi ketakutan dan mencari perhatian. Oelh karena kondisi tersebut diatas, maka sekolah harus berusaha menciptakan iklim pendidikan yang mampu membiasakan setiap warganya khususnya peserta didik melakukan budaya positif. Budaya yang mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara kontinu dan sadar oleh setiap warga sekolah.

Semua pihak harus terlibat dalam pembiasaan positif tersebut. Pembiasaan positif yang merupakan budaya positif akan menjadi budaya sekolah. Budaya yang dipegang teguh oleh seluruh warga sekolah dan menjadi kekhasan dari sekolah tersebut. Budaya tersebut harus terintegrasi dalam seluruh kegiatan sekolah, baik dalam pra pembelajaran, proses pembelajaran, akhir pembelajaran ataupun di luar kelas seperti dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal sederhana yang bisa dijadikan cara menumbuhkan Budaya Positif tersebut adalah dengan dibiasakan dibentuknya keyakinan kelas.

Keyakinan kelas bisa dibuat setiap akan berlangsungnya proses pembelajaran, ataupun dibuat untuk waktu tertentu, misal untuk satu bulan sekali atau satu semester sekali, fleksibel saja tergantung kebutuhan. Sebaiknya keyakinan kelas yang dibuat, tidak terlalu banyak, bisa 3 atau 4 saja, agar mereka dapat mengingatnya, dan bisa ditempel di dinding kelas dengan tampilan semenarik mungkin agar mereka lebih semangat lagi melaksanakannya.

Kenapa harus keyakinan Kelas? Karena kalau keyakinan yang dibuat maka mereka akan melaksanakannya berdasarkan keikhlasan hati dan penuh tanggungjawab, karena mereka dilibatkan dalam pembuatnnya, sehingga mereka merasa dihargai dan diakui. Tentunya dalam keyakinan kelas tersebut harus memuat nilai-nilai kebajikan yang diharapkan akan timbul pada diri mereka dan menjadi budaya positif yang akan mewujudkan peserta didik yang akan memiliki karakter sesuai profil pelajar Pancasila yaitu: 

1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa dan berbudi pekerti luhur

2) Mandiri 

3) Berkebhinekaan global 

4) Bergotong royong 

5) Bernalar Kritis 

6) Kreatif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: