SDN 2 Parungponteng Tasikmalaya Direkomendasikan BPBD Tidak Digunakan Tempat Belajar, Ini Alasannya…

 SDN 2 Parungponteng Tasikmalaya Direkomendasikan BPBD Tidak Digunakan Tempat Belajar, Ini Alasannya…

Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Tasikmalaya merekomendasikan 2 SDN Parungponteng Tasikmalaya di Kabupaten Tasikmalaya untuk sementara tidak digunakan tempat belajar, karena rawan longsor. Foto: Istimewa--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Kampus SDN 2 Parungponteng TASIKMALAYA direkomendasikan BPBD tidak digunakan tempat belajar.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Tasikmalaya merekomendasikan 2 SDN Parungponteng Tasikmalaya di Kabupaten Tasikmalaya untuk sementara tidak digunakan tempat belajar, karena rawan longsor. 

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Kurnia Trisna Somantri menyatakan, berdasarkan kajian dan pantauan lapangan BPBD Kabupaten Tasikmalaya merekomendasikan dan meminta untuk mengosongkan bangunan tersebut sekolah karena dekat dengan longsoran. 

"Sekolah sementara waktu kami minta dikosongkan dulu, karena berpotensi terjadi longsor susulan. Untuk teknis belajar sudah diserahkan ke Dinas Pendidikan (Kabupaten Tasikmalaya)," kata Kurnia Trisna Somantri, Senin, 31 Oktober 2022.

Menurut Kurnia Trisna Somantri, bencana tanah longsor di Desa Girikencana, Kecamatan Parungponteng beberapa waktu lalu telah menggerus jalan menghubungkan Parungpoteng dengan Kecamatan Cibalong.  

Tidak hanya menyebabkan jalan terputus, akibat bencana tanah longsor itu mengancam bangunan sekolah SDN 2 Parungponteng Tasikmalaya.

"Bangunan sekolah masih utuh. Namun ditemukan retakan jalan yang menjalar dan sudah ada di pinggir gerbang sekolah," kata Kurnia Trisna Somantri. 

Kurnia Trisna Somantri menyampaikan, jajarannya bersama dinas terkait sedang berupaya menanggulangi lokasi longsor di sekitar SDN 2 Parungponteng tersebut. 

Kondisi saat ini, kata Kurnia Trisna Somantri, relatif aman, kendaraan roda dua yang mau melintasi jalan yang terdampak longsor diarahkan melewati halaman sekolah. 

"Beberapa hari ini melihat perkembangan retakan tanah tersebut. Jika tidak melebar lagi, tidak menutup kemungkinan sekolah bisa normal kembali," kata Kurnia Trisna Somantri.

Kurnia Trisna Somantri menyampaikan, jika bencana tanah longsor terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah Tasikmalaya, itu terjadi pada Rabu 26 Oktober 2022 lalu menyebabkan jalan terputus, kemudian rumah warga terancam bahaya longsor. 

Hasil kajian, kata Kurnia Trisna Somantri, daerah tersebut rawan terjadi longsor. Terakhir pada 2020 juga pernah terjadi pergerakan tanah di kawasan itu dan masuk daerah rawan. 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: