Siapa Membunuh Putri (31) – Kerusuhan Besar

Siapa Membunuh Putri (31) – Kerusuhan Besar

Hasan Aspahani--

Oleh: Hasan Aspahani

SIDANG dengan terdakwa AKBP Pintor berjalan tidak lancar, kacau di ruang sidang, dan rusuh besar di luar. Para pendukung terdakwa memenuhi bangku-bangku di ruang sidang. Seperti sidang-sidang sebelumnya, ada pendeta di ruang sidang itu, yang tampak terus-menerus berdoa, ibunda Putri bernyanyi-nyanyi lagu rohani. 

Bahkan sempat ada acara tiup lilin ulang tahun Zakia anak pasangan Putri dan Pintor. Ketika AKBP Pintor dibawa masuk dan duduk di kursi terdakwa, ibunda Putri berseru menyerukan kalimat pembelaan: kuatkan dirimu, Anakku, kamu tak bersalah. Tuhan melindungimu! Tuhan akan tampakkan siapa yang sebenarnya bersalah! Tuhan bersamamu, bersama kita! 

Sepanjang pembacaan dakwaan, berkali-kali hakim meminta agar pengunjung sidang tertib. Awang dan Runi dihadirkan sebagai saksi. Pengacara Restu mendampingi mereka. 

Sapril dan Ferdy dihalang-halangi orang ketika hendak memotret. Bahkan ada yang memaki-maki, ”tak usah kau meliput, wartawan provokator, koran sampah!” Sapril dan Ferdy tampaknya sudah terbiasa. 

Saya duduk di deretan belakang kursi pengunjung. Edo berkeras menemaniku. Bang Eel melarangku untuk datang ke PN Borgam. ”Koran berdarah yang dilempar ke percetakan itu peringatan buat kita, Dur. Peringatan keras,” katanya. Saya mengabaikan. Sidang ini harus saya saksikan. Bukannya saya tak percaya dengan kemampuan Sapril dan Ferdy. Saya hanya ingin memberi dukungan moral pada dua wartawan saya itu. 

Ketika dakwaan dibacakan semua orang yang ada di ruang sidang seperti mendengar cerita. Bagaimana sebuah rencana pembunuhan diatur dan dieksekusi, jejak-jejak dihapuskan.Terbayang di kepala saya semua fakta-fakta yang telah kami beritakan. Tak ada yang berbeda. Hanya beberapa fakta baru seperti melengkapi bagian-bagian yang selama ini belum terungkap. 

Jaksa terus membacakan dakwaan. Orang yang mengikuti kasus ini bisa menyimpulkan bagaimana rekayasa sebelumnya diatur. Dakwaan yang dibacakan, persis seperti berkas yang saya terima dari Pak Rinto dan Pak Restu Suryono, membongkar semua cerita rekayasa itu. Sulit memang dipercaya. Sesadis itukah seorang suami pada istrinya?

Apalagi aksi keluarga Putri membuat semua orang bertanya, apa benar Pintor sekejam itu? Kenapa keluarga Putri membela Pintor habis-habisan? Kenapa tak marah pada Pintor kalau memang dia pelakunya? Tapi sulit juga untuk tak percaya pada fakta-fakta penyelidikan yang dipaparkan dalam dakwaan.

Saya teringat ucapan Pak Rinto bahwa tugas pengacara bukan membuat hakim yakin bahwa kliennya tak bersalah. Tapi membuat hakim ragu bahwa kliennya bersalah. Vonis tak boleh diputuskan dengan keraguan, harus memutuskan vonis dengan bukti yang sah dan meyakinkan. Seluruh drama di ruang sidang itu saya kira hanya untuk itu: membuat hakim ragu-ragu. Atau ini juga bagian dari skenario rekayasa itu, karena hakim sudah dipesan untuk membuat vonis sesuai maunya terdakwa? 

Pertanyaan besarnya adalah kenapa Pintor membunuh Putri? Selain motif kemarahan, keterusikan harga diri seorang lelaki, seorang suami yang selama manut dan dicocok hidung oleh istri, sampai batas yang tak lagi bisa ditoleransi? Atau atau lapisan lain yang lebih tebal yang tak akan terkelupas oleh proses hukum di persidangan ini? 

Saya dengan lekas menghubungkan fakta-fakta yang ada, informasi yang terkumpul. Meski sebatas ini saya hanya bisa menduga-duga. Sebagian informasinya disampaikan oleh Pak Rinto dalam pertemuan kami terakhir di rumahnya, juga dari pengacara Restu. 

”Kapolresta yang sekarang itu orang yang ambisius. Kasus mobil bodong untuk mabes yang kalian bongkar itu upeti dia untuk dapat promosi. Putri yang bantu dia. Ada hubungan khusus antara keduanya. Pintor sudah lama mengendusnya, tapi tak bisa dan tak mau dia melawan atasannya. Karena itu juga terkait karirnya. Sampai dia tak tahan lagi, dua kemarahan itu menggunung, jebol, lalu ia lampiaskan pada Putri,” kata Pak Rinto.

”Sudah terjadi mutasi besar-besaran di Polresta, kenapa Kapolresta tak diganti?”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: