Muswil PGM Kota Tasik, Berkarya dan Bekerja Nyata

Muswil PGM Kota Tasik, Berkarya dan Bekerja Nyata

TASIK - Dewan Pengurus Daerah Perkumpulan Guru Madrasah (DPD PGM) Indonesia Kota Tasikmalaya selalu membuktikan dan memberikan kerja nyata serta berkarya untuk guru dan madrasah.


Oleh karenanya, pada Musyawarah Wilayah (Muswil) Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia Jawa Barat yang akan dilaksanakan di Bogor pada 3-4 April 2021, DPD PGM Indonesia Kota Tasikmalaya berharap kegiatan itu bukan sekadar memilih Ketua DPW PGM Indonesia Jawa Barat, tetapi juga harus dimaknai sebagai ajang refleksi para kader PGM dalam mengevaluasi dan menyusun program strategis di Jawa Barat.

“Pemikiran dan gerakan dari DPD PGM Indonesia Kota Tasikmalaya semoga bisa bersinergi untuk melahirkan kepemimpinan Ketua DPW PGM Indonesia Jawa Barat yang lebih baik,” kata Ketua DPD PGM Kota Tasikmalaya Asep Rizal Asyari, Minggu (21/3/2021).

Baca juga : 51 Mahasiswa Untidar Lolos Program Kampus Mengajar

Kriteria pemimpin DPW PGM Indonesia-Jawa Barat nantinya, yang terpenting memiliki spirit Kemadrasahan. Sehingga lebih fokus pada kesejahteraan, menjunjung tinggi kemartabatan dan meningkatkan kualitas guru serta madrasah di manapun PGM berada.

“Calon ketua DPW mendatang harus memiliki spirit kemadrasahan dan lebih peka terhadap kesejahteraan guru. Pendidik madrasah di Provinsi Jawa Barat totalnya 121.622 orang, tenaga kependidikan berjumlah 17.853 orang, banyak guru yang jauh dari sejahtera,” ujarnya.

Lanjut Asep, besar harapan, bahwa calon terpilih juga harus kritis terhadap setiap kebijakan pendidikan dan fokus dalam mewujudkan rumah guru madrasah di Jawa Barat. Dengan begitu madrasah bisa sebagai pusat pendidikan, pelatihan dan peningkatan kesejahteraan para guru, tenaga kependidikan madrasah yang berhimpun di organisasi PGM. “Adanya rumah guru ini, agar mereka semua merasa nyaman,” katanya.

Selain itu, kepemimpinan DPW PGM Indonesia Jawa Barat harus memiliki target untuk menyiapkan tenaga ahli instruktur di Jawa Barat pada masing-masing kota/kabupaten. Nantinya sebagai tim pendamping para guru dalam melaksanakan aktivitasnya di madrasah.

“Oleh karenanya, momentum Muswil ini niatnya untuk pengabdian PGM. Dengan jumlah sumber daya manusia yang besar ini sangat berpotensi untuk terus didorong mendapatkan pembinaan kompetensi para guru sehingga bisa ada kemajuan madrasah dan siswa yang berprestasi,” ujarnya.

Kemudian, ketika terciptanya kepengurusan baru harus ada gerakan kerja nyata PGM bagi madrasah. Wujudnya adalah mampu bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, berbagai organisasi profesi guru lainnya dan pemerintah daerah.

“Manfaatnya, PGM ini dapat dirasakan kehadirannya oleh guru atau tenaga kependidikan di Jawa Barat sehingga mampu membuka jalan atau akses bagi kemajuan madrasah,” katanya.

Contohnya ketika PGM bisa menguatkan kemitraan dengan institusi Kementerian Agama, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Kemudian bisa bersinergi dengan organisasi profesi lainnya untuk mitra, seperti; KKM, KKG, MGMP dan lainnya bisa menguatkan kepentingan bersama dalam membangun mutu kompetensi lebih baik dan mendorong adanya keadilan kesejahteraan guru.

“Dengan adanya kolaborasi itu, isu-isu yang sangat penting seperti PPPK, kebijakan insentif, TPG, Inpassing para guru bisa benar-benar dikawal bersama,” ujarnya.

PGM di Jawa Barat harus membuktikan kerja nyatanya untuk pengembangan guru serta mengantarkan madrasah hebat dan martabat.

“Saya tidak ingin PGM hanya dijadikan sebagai batu loncatan bagi setiap kader untuk memenuhi hasrat politik semata. Namun harus benar-benar melakukan pengabdian agar madrasah lebih baik,” katanya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: