Warga Nagrog Cipatujah Tasik Bikin Suling Bambu, Otodidak Lewat Google

Warga Nagrog Cipatujah Tasik Bikin Suling Bambu, Otodidak Lewat Google

CIPATUJAH - Selama pandemi Covid-19 Warga Desa Nagrog Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya, belajar membuat alat musik tradisional berupa suling.

"Awalnya saya belajar secara otodidak membuat suling ini, sudah sejak setahun yang lalu. Untuk referensinya, belajar melihat dari google aja dan alhamdulillah sudah bisa membuat 50 suling lebih," ujar Muharom, pengrajin suling bambu kepada Radar, Minggu (21/3/2021).

Aom sapaan akrabnya, mengungkapkan bentuk suling yang sederhana justru mampu membuatnya alat musik tradisional yang dapat menghasilkan lantunan nada tembang Sunda yang unik dan khas. 

Dengan keterampilan tangannya, Ia mampu membuat suling bambu yang sudah jarang ditemukan. 

Ia pun ingin melestarikan alat musik tradisional yang kini sedikit demi sedikit mulai tergusur oleh alat musik modern.

Untuk bahan yang disiapkan tidak terlalu sulit dicari, pasalnya banyak bambu yang tersedia di daerahnya. 

Ia mencari bambu ke daerah dekat wisata tonjong canyon seorang diri.

Alat yang bisa dikolaborasikan dengan alat musik lain ini, masih banyak diminati masyarakat. 

Hal itu bisa dilihat dari banyaknya jenis suling Sunda. Suling sangat banyak variannya, sesuai nada dasar yang dibutuhkan seniman.


"Suling yang saya buat ini adalah suling jenis degung, ada yang lubangnya empat dan ada juga yang enam. Dijual dengan harga mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per sulingnya," kata dia.

Sementara ini, kata Aom, belum ada pesanan dari luar daerah. 

Baru ada yang memesan dari beberapa sekolah seperti Sekolah Menengah Pertama yang lokasinya masih ada di wilayah Desa Nagrog.

Ke depannya berencana akan bekerjasama dengan pojok rumah baca. 

Nantinya, anak-anak yang datang ke pojok baca tidak hanya membaca saja melainkan juga sambil belajar suling.

Aom berharap perhatian lebih dari pemerintah, apa lagi ini menyangkut seni tradisi yang kini kian terkisis.  

Bantuan yang dia harapkan minimal berbentuk dana, karena Ia ingin lebih memberdayakan para pemuda yang ada di lingkungannya.

"Utuk para pemuda, jangan sampai melupakan budaya Sunda dan jangan sampai orang Sunda kalah oleh budaya luar. Karena jika bukan pemuda, siapa yang akan melestarikan budaya ini? Mari kita kembangkan bersama budaya Sunda yang tidak kalah bagusnya dengan budaya barat," ucapnya. 

(radika robi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: